Matius 16:13-20
Mengenal Yesus Kristus menjadi syarat mutlak bagi orang percaya untuk melaksanakan misi yang sudah ditetapkan oleh Yesus Kristus. Pengakuan Petrus menandakan bahwa ia telah mengenal Yesus Kristus dengan sangat baik. Petrus dan kesebelas murid lainnya memiliki kesempatan istimewa untuk hidup, belajar dan melayani bersama Yesus Kristus secara langsung, selama kurang lebih tiga tahun. Pandangan Petrus tentang Yesus jelas berbeda dengan pandangan orang lain di zaman tersebut.
Pandangan orang kebanyakan pada waktu itu, Yesus adalah pembuka jalan bagi Mesias. Ada tiga tokoh lain yang mereka samakan dengan Yesus, yaitu: Yohanes Pembaptis, Elia dan Yeremia. Karena itulah, Yesus ingin mendengar pernyataan dari para murid-Nya, siapa sebenarnya Dia menurut para murid. Pada saat ditanya seperti itu, Petrus dengan lantang menjawab, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”
Yesus mengatakan bahwa pernyataan Petrus itu tidak berasal dari manusia, melainkan dari Tuhan. Petrus telah menolong kita, sebagai orang percaya, untuk merumuskan pernyataan iman berdasarkan pada pernyataan Tuhan mengenai Yesus Kristus yang sesungguhnya. Yesus bukan seorang guru atau rabi biasa. Yesus bukan mesias yang ada di bayangan orang-orang Israel pada waktu itu. Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.
Pernyataan Petrus menjadi titik awal munculnya persekutuan orang percaya yang dinamakan “jemaat” atau “gereja”. Yesus Kristus menjadi dasar dan batu penjuru bagi gereja, para rasul (murid-murid Yesus Kristus) menjadi batu-batu lain yang diletakkan di atas bangunan tersebut. Melalui gereja, muncul: persekutuan, kesaksian, pelayanan dan pengajaran yang dibangun di atas pengenalan yang benar tentang Yesus Kristus. Persekutuan orang percaya ini yang membuat alam maut pun tidak akan menguasainya.
Pertanyaan itu saat ini muncul di hadapan kita, siapa Yesus Kristus menurut kita? Jika kita ingin menjadi bagian dari persekutuan yang dibangun oleh Tuhan, maka kita sudah harus memastikan bahwa pribadi kita telah mengenal Yesus dengan benar, sebagaimana Bapa sendiri telah menyatakan-Nya kepada kita melalui firman-Nya. Yesus yang dinyatakan oleh Bapa adalah Yesus Kristus sebagai manusia sederhana. Dia sangat aktif melayani, berkeliling dan mengajarkan tentang Kerajaan Surga, tetapi tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya.
Yesus mau merangkul semua orang, terutama orang-orang yang menyadari dosanya. Yesus lebih memilih jalan penderitaan ketika menghadapi kekuasaan Romawi dan para tua-tua Yahudi. Yesus rela berkorban seutuhnya, mati sebagai manusia yang penuh dosa. Bukan dosa Dia yang ditanggung-Nya, karena memang Dia tidak berdosa. Dia penuh dosa di atas kayu salib, karena membawa dosa seluruh umat manusia di dunia ini, untuk dijatuhi hukuman mati, supaya orang-orang yang percaya kepada-Nya dimerdekakan dan lepas dari kematian kekal.
Jika ada pengajaran yang mengatakan bahwa Yesus bukan Tuhan atau Yesus bukan Juruselamat, pengajaran itu bukan hal yang baru. Sejak dari zaman gereja awal, banyak orang meragukan Yesus. Karena itu, yang menjadi pegangan kita adalah firman Tuhan (Alkitab). Dari kesaksian para nabi dan rasul, maka kita mendapatkan informasi yang benar dan valid. Jika ada orang-orang yang memberitakan tentang Yesus, tetapi bertentangan dengan Alkitab, kita tidak perlu mempercayainya. Galatia 1:8 menyatakan, “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari Surga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
Views: 20