Kasih Yang Menyelamatkan

Yohanes 3:16-17

Kasih yang menyelamatkan adalah inti dari pemberitaan Injil, berita yang mengungkapkan tentang kasih Tuhan yang besar bagi dunia ini. Di ayat yang sudah kita baca ini, kita tidak hanya membaca atau mendengar tentang kasih Tuhan, tetapi juga mendapatkan pernyataan mengenai kasih yang diwujudkan. Kasih Tuhan itu melampaui batas pikiran manusia, kasih yang mengorbankan segalanya demi menyelamatkan umat manusia. Kelahiran Yesus Kristus menjadi awal dari penggenapan janji kasih yang sudah disampaikan ribuan tahun sebelumnya. Kasih itu datang bukan untuk menghukum, tetapi menyelamatkan.

Kasih Tuhan itu melampau segalanya. Firman Tuhan dimulai dari sebuah pernyataan yang tidak pernah dipikirkan oleh manusia berdosa: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini.” Kasih yang besar itu menunjukkan kasih Tuhan yang tanpa batas. Kasih itu melampaui semua yang bisa dipahami oleh manusia yang terbatas. Tuhan mengasihi dunia ini, termasuk kita sebagai manusia yang berdosa, bahkan mengasihi orang-rang yang seringkali tidak setia kepada-Nya. Di dalam kasih-Nya, Tuhan melihat lebih dalam, melampaui kelemahan dan kesalahan kita.

Tuhan melihat kita sebagai ciptaan-Nya yang sangat berharga, melebihi ciptaan-ciptaan lainnya. Kasih Tuhan diberikan kepada semua orang di dunia ini, tidak dibatasi dengan perbedaan bangsa, suku, bahasa ataupun status sosial. Kasih Tuhan itu sama kepada semua orang. Kasih Tuhan itu juga bersifat pribadi, artinya Tuhan mengenal diri kita masing-masing secara pribadi, mengetahui kehidupan kita, bahkan hati kita yang paling dalam.

Kasih Tuhan seringkali digambarkan dalam bentuk kasih orangtua kepada anaknya. Kita yang sudah menjadi orangtua pasti bisa merasakan kasih yang seperti ini. Jika status kita sebagai anak, mungkin kita sulit untuk memahaminya. Kasih orangtua kepada anak memang tidak sempurna, seperti kasih Tuhan. Tetapi kasih orangtua kepada anak, sedikit banyak bisa menggambarkan kasih Tuhan yang melampau pikiran manusia terbatas. Sebenarnya kita tidak layak menerima kasih Tuhan itu, tetapi Tuhan yang telah melayakkan kita.

Kehadiran dan kelahiran Yesus Kristus, menjadi bukti nyata akan kasih Tuhan itu. Kasih Tuhan bukan hanya perasaan atau kata-kata kosong. Kasih Tuhan itu benar-benar dinyatakan. Di ayat 16 dengan jelas dikatakan bahwa Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal. Pengorbanan Yesus Kristus menjadi bukti tertinggi dari kasih Tuhan. Yesus Kristus tidak hanya memberikan sebagian dari Diri-Nya, tetapi seluruhnya. Yesus Kristus telah meninggalkan semua kemuliaan-Nya dan datang ke dunia yang penuh dosa ini.

Yesus Kristus lahir sebagai manusia: mengalami penderitaan, penolakan dan bahkan kematian di kayu salib. Semua itu dilakukan demi kita. Tidak ada kasih yang lebih besar dari kasih Yesus Kristus, kasih yang memberikan hidup-Nya untuk menyelamatkan orang lain. Kelahiran Yesus menjadi awal dari rencana keselamatan itu.

Kedatangan Tuhan Yesus yang pertama, untuk menyediakan keselamatan dalam kehidupan kekal, bukan untuk menyatakan penghukuman (ayat 17). Jika hari ini kita masih hidup di dunia ini, jadikanlah hal ini sebagai kesempatan bagi kita untuk mendapatkan keselamatan yang telah tersedia itu. Jika kita tidak menggunakan kesempatan ini dengan baik, yang kita dapatkan bukan kehidupan kekal tetapi penghukuman. Hidup kekal bukan hanya tentang hidup setelah kematian, tetapi dimulai sejak kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Jika kita dalam situasi yang sangat sulit, misalnya terjadi masalah di perjalanan, lalu ada seseorang yang datang menolong kita, maka kita pasti akan penuh dengan ucapan syukur dan terima kasih. Pertolongan yang sifatnya sementara saja, bisa membuat kita sangat bersyukur. Tuhan Yesus datang untuk memberikan pertolongan kekal, membawa kita keluar dari kegelapan dosa, menuju terang-Nya yang ajaib. Tentu ucapan syukur kita akan melebihi segala sesuatu. Keselamatan yang kita dapatkan adalah anugerah. Kita tidak memperolehnya dengan usaha atau perbuatan baik kita, tetapi hanya melalui iman kepada Yesus Kristus.

Setelah kita sadar telah menerima kasih yang sangat besar itu, seharusnya kita tidak tinggal diam. Jika kasih Tuhan sudah mengubah kita, maka kita juga harus membagikan kasih itu kepada orang lain di sekitar kita. Sebuah lilin yang menyala tidak akan kehilangan apinya saat ia menyalakan lilin lain. Semakin banyak lilin yang menyala, semakin terang sinar yang keluar. Kasih yang kita bagikan itu akan memberkati banyak orang.

Views: 7

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top