Hidup Dalam Pengampunan

Matius 6:14-15, Kolose 3:13

Setiap manusia memiliki ketidaksempurnaan. Karena itu dalam hubungan dengan manusia lain, seringkali terjadi kesalahpahaman, konflik dan luka. Tidak jarang, luka batin yang kita alami membuat hati kita penuh dengan amarah, dendam dan kepahitan. Tetapi, sebagai orang percaya, Tuhan memanggil kita untuk hidup berbeda, yaitu hidup dalam pengampunan. Kita harus sadar bahwa pengampunan bukan sekadar pilihan, tetapi sebuah panggilan dari Tuhan. Itu tercermin di dalam ayat yang sudah kita baca.

Dari ayat-ayat tersebut, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan:

Pertama, pengampunan adalah perintah Tuhan. Firman Tuhan dengan jelas menyatakan bahwa mengampuni merupakan kewajiban bagi setiap orang percaya. Pengampunan yang diperintahkan ini tanpa syarat, artinya tidak tergantung apakah orang tersebut meminta maaf atau tidak. Pengampunan adalah kewajiban kita untuk taat kepada Tuhan.

Ketika kita memberikan pengampunan, ada dampak positif yang akan kita dapatkan, yaitu: pengampunan membuka jalan bagi pengampunan Tuhan dalam hidup kita; pengampunan menjaga hati kita tetap bersih dari dosa kepahitan; pengampunan menunjukkan bahwa kita adalah anak-anak Tuhan yang meneladani kasih-Nya. Dendam atau kepahitan seperti sumbatan atau kotoran yang menghalangi air mengalir di pipa air. Ketika sumbatan itu dibuang, maka kasih dan damai Tuhan akan mengalir dengan bebas.

Kedua, pengampunan sebagai wujud kasih yang sejati. Pengajaran kekristenan menekankan tentang kasih, yang di dalamnya pasti ada pengampunan. Di dalam Kolose 3:13, Paulus menegaskan bahwa kita harus saling mengampuni sebagaimana Tuhan telah mengampuni kita. Pengampunan adalah tindakan kasih yang rela berkorban, sama seperti kasih Tuhan yang tanpa syarat, yang telah diberikan kepada kita.

Ketiga, pengampunan menghapus kepahitan dan membawa kedamaian. Ketika kita menyimpan dendam, sama seperti membawa beban berat yang terus menekan jiwa kita. Dendam tidak hanya merusak hubungan dengan orang lain, tetapi juga merusak hati dan pikiran kita sendiri. Seringkali kita terlalu memikirkan hal-hal buruk, yang tidak dipikirkan oleh orang yang telah membuat kita berpikir buruk tersebut. Jika kita bisa mengampuni, sebenarnya kita sedang menghapus luka batin dan memberikan kedamaian sejati. Kita juga sedang memulihkan hubungan yang rusak.

Bagaimana kita bisa mulai mengampuni?
Sadari bahwa pengampunan yang Tuhan berikan kepada kita sangat besar. Sampai hari ini mungkin kita sering jatuh ke dalam dosa, tetapi Tuhan tetap membuka tangan-Nya untuk mengampuni kita. Mengampuni itu sangat berat dan sangat tidak mudah, terutama jika kita mengalami luka yang sangat dalam. Kita perlu berdoa dan pelan-pelan memulihkan luka itu. Pemulihan luka fisik saja sakit, apalagi pemulihan luka batin. Selanjutnya, jangan berpikir untuk membalas. Di dalam Roma 12:19 disebutkan bahwa pembalasan itu adalah hak Tuhan, bukan hak kita. Tindakan pengampunan harus dilakukan, bukan hanya dari perkataan, tetapi juga melalui tindakan kasih.

Jika kita sudah bisa belajar sabar, maka pengampunan ini akan lebih mudah dilakukan. Pengampunan tidak berarti melupakan kesalahan, tetapi memilih untuk tidak lagi membiarkan kesalahan itu menguasai hati kita. Ketika kita memilih untuk mengampuni, maka kita mencerminkan kasih Kristus yang terlebih dulu mengampuni kita.

Views: 5

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top