1 Korintus 1:8-9
Setia atau kesetiaan adalah salah satu unsur dari buah Roh Kudus. Jika kita ingin menyenangkan hati Tuhan dan berkenan kepada-Nya, tidak mungkin tanpa kesetiaan. Kesetiaan akan diuji oleh waktu, tekanan, penderitaan, juga kekayaan dan kemakmuran. Kesetiaan sangat erat hubungannya dengan keselamatan. Yang perlu kita ketahui bahwa keselamatan itu datang dari Tuhan. Tuhan setia, bahkan ketika kita tidak setia. Kesetiaan itu yang membuat Tuhan Yesus menyelamatkan manusia. Karena itu, mau tidak mau, jika kita sudah menjadi percaya kepada-Nya, kita pun patut untuk setia. Setelah kita mendapatkan keselamatan, tugas kita adalah mengerjakan keselamatan itu dengan setia dan benar.
Karena kesetiaan adalah salah satu unsur dari buah Roh Kudus dan kita yakin bahwa Roh Kudus ada di dalam kita, maka kita pun harus setia. Kondisi jemaat di Korintus adalah jemaat yang modern, kaya dan berada di daerah metropolis. Ada banyak tantangan modernisasi yang terjadi di jemaat itu. Banyak sekali pengaruh dari orang-orang yang tinggal di sana, karena mereka sangat heterogen. Hampir sama dengan tempat kita saat ini, orang dari berbagai macam latar belakang tinggal di sekitar kita. Perbedaannya sangat beragam, sehingga saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
Ketika kita berada di daerah seperti ini, tidak mudah untuk memiliki nilai yang berbeda dengan yang lain. Terlalu banyak pengaruh yang buruk, yang masuk dalam hidup kita. Segala dosa atau perilaku yang tidak baik, dianggap sebagai hal yang biasa. Nilai-nilai kekristenan dalam keluarga sudah bukan menjadi hal yang utama. Hal ini yang mengakibatkan moral manusia semakin tidak bisa dikendalikan dengan baik.
Akar dari kesetiaan itu adalah firman. Tidak ada orang yang dilahirkan dengan tipe setia. Jika kita mau belajar setia dan tidak hidup dalam cacat cela, maka hubungan kita dengan firman harus teguh dan kuat. Kita harus melatih diri kita, setiap hari merenungkan firman Tuhan. Alkitab mempromosikan kesetiaan. Orang yang bisa setia kepada Tuhan, akan bisa setia kepada siapapun dan apapun dalam hidupnya, tentu kesetiaan dalam hal yang positif. Kesetiaan adalah buah ketika kita mau mengenal Tuhan kita, Yesus Kristus, yang adalah setia.
Mari belajar setia, dimulai dengan membaca firman setiap hari. Pastikan setiap hari, menu utama makanan rohani kita adalah firman Tuhan. Pagi hari kita diberikan kesempatan untuk membaca, sore hari diberi kesempatan untuk mendengar, setiap hari. Hari Minggu, kita sama-sama membaca dan mendengar, merenungkan firman Tuhan di gereja. Jika kita melakukannya dengan komitmen, maka hati nurani kita akan semakin peka. Ini akan membuat kita semakin kuat dan setia di dalam Tuhan. Setiap keputusan yang kita ambil, akan kita putuskan berdasarkan hati nurani yang semakin peka dan akal sehat yang Tuhan berikan kepada kita. Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam hal hidup dalam kesetiaan, manusia ada batasnya. Batasnya dipengaruhi oleh jarak kita dengan Tuhan.
Selanjutnya, kesetiaan itu akan tergambar dari kehidupan di keluarga kita. Mungkin ada di antara kita yang telah menjadi korban dari ketidaksetiaan pasangan kita. Yang kita hadapi itu sulit. Tetapi jika sampai hari ini kita tetap setia, pasti ada banyak hal yang dikorbankan. Jika kita kuat sampai saat ini, berarti kita sedang hidup dalam keteguhan iman. Bagi keluarga yang saat ini sedang berada di ambang kehancuran, ingatlah janji setia pada saat pernikahan.
Tahun ini, kita mulai mengerjakan kesetiaan dengan dua hal ini: setia membaca serta mendengarkan firman dan setia di dalam keluarga kita. Dua hal ini saja, akan banyak membawa efek positif dalam hidup kita. Mari kita mengerjakan bersama-sama, saling mengingatkan satu dengan yang lain, supaya hidup kita didapati setia oleh Tuhan kita Yesus Kristus.
Views: 8