Kidung Agung 2:8-17
Kisah percintaan dan kehidupan rumah tangga adalah topik yang tidak pernah selesai dibahas. Setiap generasi memiliki keunikan tersendiri, tetapi masalah yang dihadapi tidak jauh berbeda. Meskipun sering menyakitkan hati (baik hubungan di dalam pacaran maupun keluarga), tetapi tidak menyurutkan manusia untuk hidup di dalamnya. Ada banyak sekali istilah-istilah yang muncul ketika berbicara mengenai hubungan antara laki-laki dan perempuan. Apapun istilahnya, di setiap generasi pengertiannya pun tidak jauh berbeda.
Dalam teks ini, penulis Kidung Agung sedang menggambarkan keadaan sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta. Orang yang sedang jatuh cinta seringkali tidak bisa dimengerti, karena bisa berlawanan dengan apa yang dipikirkan sebelumnya. Orang yang sedang jatuh cinta bisa memiliki perubahan sikap yang sangat drastis. Perubahan itu biasanya dirasakan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Sedangkan dia sendiri menganggap hal itu biasa saja. Inilah keanehan sekaligus keunikan orang-orang yang sedang jatuh cinta. Antara benci dengan cinta, bedanya tipis sekali. Hal itu bisa berbalik begitu saja.
Dalam hubungan suami istri atau hubungan rumah tangga, cinta tidaklah cukup. Harus ada komitmen dan kesetiaan, karena perjalanan hidup berkeluarga itu tidak singkat dan tidak mudah. Komitmen akan diuji oleh persoalan, kesetiaan akan diuji oleh waktu.
Pada saat semuanya dalam kondisi baik, aman dan menggembirakan, kita harus tetap waspada dan tidak lengah. Di dalam teks yang kita baca, sepasang kekasih sedang saling memuji. Mereka sedang dalam kebahagiaan yang tidak bisa terkatakan. Musim hujan dan musim dingin sudah berlalu, musim semi sudah dimulai, ditandai dengan pohon ara yang mulai berbuah dan bunga pohon anggur yang semerbak baunya. Tetapi, hati-hatilah dengan kawanan rubah kecil yang bisa merusak kebun anggur yang sedang berbunga.
Masalah yang nampak kecil, jika tidak dikelola dengan baik, akan sangat membahayakan. Sebaiknya kita tidak meremahkan hal-hal kecil yang terkadang bahkan dapat membahayakan kita. Artinya, dalam kehidupan rumah tangga, tidak ada hal yang sepele. Semua harus diselesaikan. Bukankah orang sering terpeleset kulit pisang dan jatuh, bukan karena menginjak setandan pisang, apalagi tersandung pohon pisang yang melintang di jalan? Sesuatu yang terlihat tidak membahayakan, terkadang justru punya potensi mematikan.
Soal penggunaan handuk, pasta gigi, sabun dan alat mandi lain, merupakan salah satu contoh masalah sepele yang bisa menjadi besar. Ada juga yang disebut dengan “fenomena menit terakhir” juga masalah sepele, tetapi bisa membuat sakit hati. Menjelang menit-menit terakhir akan pergi, apakah sering terjadi keributan, seperti: di mana meletakkan kunci motor, di mana kaos kaki, di mana buku dan pensil, berdandan dalam waktu yang lama, di kamar mandi terlalu lama, dsb. Juga kebiasaan-kebiasaan kecil lain, seperti mendengkur, tidak konsentrasi, soal makanan, serta berbicara tidak nyambung.
Coba kita lihat kembali keluarga kita, apakah hal-hal kecil seperti itu masih ada dalam kehidupan keluarga? Sepele sih, tetapi kalau itu terjadi terus menerus, bisa berakibat fatal. Lebih baik menyadari sekarang, daripada nanti tiba-tiba kita mengalami masalah yang besar, yang diawali dari masalah kecil.
Views: 290