Dipersatukan dalam kasih-Nya
Kolose 3:14, “Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.”
Kalau disuruh memilih, mau pilih natal tanpa dekorasi tetapi banyak kasih atau natal penuh dengan dekorasi tetapi hati sepi?
Berapa banyak di antara kita terlalu sibuk dengan suasana natal, tetapi lupa dengan Sang Sumber Kasih itu sendiri, yaitu Yesus Kristus.
Hari ini, kita mau bahas tentang kasih Yesus Kristus yang mengumpulkan kita semua, padahal beda karakter, beda latar belakang, beda selera musik, pokoknya banyak beda. Tetapi kita menjadi satu keluarga rohani yang penuh sukacita.
Kasih itu mengumpulkan yang terpisah. Pernahkah kita merasa “terpisah”? Terpisah dari teman karena beda pendapat? Terpisah dari Tuhan karena dosa? Atau terpisah dengan diri sendiri karena sudah jenuh dan capek dengan hidup ini?
Natal sebenarnya bercerita tentang Tuhan yang datang untuk mencari kita, bukan kita yang mencari Tuhan. Yesus turun ke dunia, lahir di kandang, menjadi manusia yang sangat sederhana, untuk mengumpulkan kita semua yang telah tercerai berai karena dosa.
Gathered in His love berarti Tuhan tidak ingin kita sendirian. Tuhan mau kita kembali pada kasih-Nya. Kalau kita merasa tidak layak datang kepada Tuhan, justru itu tujuan natal.
Kasih itu mengikat, bukan membatasi. Kasih itu bukan sekadar perasaan manis. Kasih yang sejati itu tindakan nyata yang membuat kita mau tetap bersatu, meskipun berbeda. Di ayat tadi kan dijelaskan bahwa kasih itu sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Kasih bisa diibaratkan seperti lem super, yang membuat komunitas, keluarga dan gereja tetap utuh.
Tanpa kasih: pelayanan jadi saingan, komunitas jadi kompetisi.
Jika Tuhan bisa mengasihi diri kita yang sering melakukan kesalahan, kenapa kita tidak bisa mengasihi orang yang sudah membuat kita kesal?
Kasih itu mengalir, bukan berhenti. Natal bukan akhir, tetapi awal perjalanan kasih. Gathered in His love juga berarti mengalirkan kasih itu ke sekitar kita. Kasih bisa mulai dari hal yang kecil dan sederhana, seperti: mengirim pesan “terima kasih” kepada teman yang sudah membantumu tahun ini, memaafkan orang yang sudah membuatmu kesal, memberi waktu untuk pelayanan. Dunia ini perlu orang muda yang mau hidup di dalam kasih, di mana pun: di keluarga, sekolah, kampus, tempat kerja dan media sosial.
Views: 3