Compassion – Belas Kasihan

Markus 8:1-9

Hari ini kita melihat dan mempelajari, salah satu sisi kemanusiaan Yesus, yaitu belas kasihan. Ayat yang kita baca merupakan peristiwa kedua, Yesus memberi makan kepada orang banyak. Yesus berbelas kasihan melihat orang banyak yang sudah mengikutinya selama tiga hari. Yesus tahu mereka sudah tidak mempunyai makanan. Dalam hal ini, Yesus bertanya kembali kepada para murid.

Jawaban para murid dalam kisah ini lebih bagus daripada jawaban pada saat sebelumnya, Yesus memberi makan lima ribu orang. Jawaban mereka pada peristiwa yang pertama, mereka justru merasa sayang untuk mengeluarkan uang mereka.

Dari dua peristiwa tersebut, kita bisa melihat bahwa Yesus selalu mulai hal yang besar dari apa yang ada pada mereka, bukan dari yang tidak ada pada mereka. Yesus selalu bertanya, “Apa yang ada padamu?” Meskipun itu sedikit dan tidak cukup, tetapi itulah yang Yesus ajarkan kepada para murid-Nya. Sesuatu yang besar dalam hidup kita, selalu dimulai dari apa yang ada pada kita.

Sering kali kita tidak sadar bahwa hidup kita mempunyai potensi yang siap dikembangkan, walapun kecil. Kita sering mengukur potensi itu dengan harta atau uang. Padahal masih banyak hal-hal lain yang ada pada kita, dan itu bisa dijadikan sesuatu yang berguna dan lebih besar.

Setelah mereka menyerahkan apa yang ada pada mereka, maka Yesus mengucap syukur akan semua itu. Maka terjadilah hal yang besar. Ketika Yesus tergerak oleh belas kasihan, maka sesuatu yang baik akan segera terjadi. Mengucap syukur juga satu hal yang sangat penting. Ucapan syukur berarti penyerahan total kepada Tuhan, kita tahu bahwa apa yang ada pada kita adalah pemberian dari Tuhan.

Yesus datang ke dunia, mengosongkan diri-Nya, menjadi sama dengan manusia. Yesus yang kita sembah adalah Tuhan yang mengerti perasaan dan penderitaan kita sebagai manusia. Ibrani 2:16-18 menyebutkan bahwa Yesus minta disamakan dengan manusia, bukan dengan malaikat.

Belas kasihan adalah sesuatu yang muncul ketika kita diperhadapkan dengan penderitaan orang lain, sehingga kita termotivasi untuk meringankan penderitaan itu.  Belas kasihan, berasal dari kata dasar Yunani splagchnos yang diartikan sebagai pergerakan usus-usus. Jika ada masalah dalam perut kita, maka kita tidak bisa diam saja. Belas kasihan selalu akan menghadirkan tindakan. Pengkhotbah Charles Spurgeon mendefinisikan belas kasihan ini sebagai “ekspresi dari emosi terdalam, yaitu sebuah perjuangan di dalam perut, sebuah kerinduan yang paling mendalam atas rasa iba.”

Belas kasihan semacam ini yang banyak dialami oleh orang-orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus. Belas kasihan asalnya dari Tuhan. Belas kasihan adalah hal yang paling diperlukan di tengah-tengah dunia yang semakin tidak menentu. Belas kasihan inilah jawaban bagi kita sebagai orang percaya, untuk menjadi dampak bagi masyarakat sekitar.

Beberapa ayat bisa kita baca, yang berhubungan dengan belas kasihan: Matius 9:13; Filipi 2:1; Lukas 7:12-15, dll.

Bagaimana dengan kita, apakah ada belas kasihan di hidup kita? Jika sudah, maksimalkanlah, karena ada potensi yang besar dalam setiap hidup kita. Jika belum, mintalah kepada Yesus supaya kita bisa mempunyai belas kasihan seperti Yesus, sehingga hidup kita menjadi berkat bagi banyak orang.

Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!

Views: 70

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top