1 Petrus 1:22
Cinta atau kasih adalah sesuatu yang tidak pernah usang. Di setiap zaman dan generasi, kasih akan selalu dibicarakan, didalami, dipelajari dan juga dilakukan. Ketika seseorang mengenal kasih, hidupnya pasti akan berubah. Tanpa kasih, maka hidup ini akan menjadi hampa. Jika seorang bayi dilahirkan ke dunia, tetapi dia tidak pernah merasakan kasih dari orang tuanya, maka dia akan tumbuh dengan tidak wajar dan akan mengalami masalah dalam jiwanya. Kita tidak bisa mengasihi seseorang, jika hanya mengenal luarnya saja. Kita bisa mengasihi seseorang, ketika kita dekat dan bergaul dengan dia, memiliki perasaan yang sama.
Tidak mudah untuk mengerti dan melakukan cinta kasih Kristus. Cinta kasih Kristus terlalu tinggi dan mungkin sangat sulit kita mengerti, apalagi kita lakukan. Tidak mudah untuk mengerti, ada seseorang yang memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan mulia, rela untuk meninggalkan semuanya itu hanya untuk orang-orang yang berdosa dan sudah dianggap budak. Bukan hanya meninggalkan kemuliaan, tetapi juga menjadi sama seperti budak dan mati bagi budak itu. Tidak ada keuntungan yang didapat sama sekali. Tetapi tetap dilakukan dengan tulus dan ketaatan yang tidak pernah ada bandingannya. Paulus di dalam kitab Efesus 3:18-19 mengatakan, “Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.
Kembali kepada bacaan tema kita, Surat 1 Petrus ditulis untuk jemaat Kristen di Asia Kecil yang sedang menghadapi penderitaan karena penganiayaan. Surat ini berisi nasihat tentang hidup praktis yang sesuai dengan iman Kristen dan cara jemaat untuk menghadapi pencobaan dan penderitaan. Status dari jemaat ini sebagian besar adalah pendatang dan perantau (2:11). Meski berada dalam berbagai pencobaan dan penderitaan, jemaat diyakinkan untuk memiliki tujuan hidup yang jelas, yaitu terus menerus memurnikan iman mereka (1:7) dan bahkan diminta untuk ikut ambil bagian dalam penderitaan Kristus (4:13). Dalam keyakinan tersebut, pengikut Kristus memperoleh identitas baru sebagai milik Tuhan (2:9) dan dipanggil untuk memberitakan karya-Nya melalui kehidupan mereka di tengah-tengah dunia yang tidak bersahabat dan jauh dari kasih.
Kasih yang disebutkan di ayat ini adalah kasih agape, kasih rela berkorban, kasih dengan tingkatan yang paling tinggi dari kasih yang lain. Ajaran kekristenan tidak pernah jauh dari kata kasih. Ajaran kekristenan menekankan kasih kepada Tuhan dan sesama manusia sebagai perintah yang terutama dan yang utama. Orang yang mengasihi Tuhan tidak akan mungkin melakukan segala sesuatu yang bertentangan dengan kehendak-Nya dan selalu melakukan hal-hal yang menyenangkan-Nya.
Ketika kita mendalami tentang cinta kasih, maka kita diharuskan untuk mengerti tentang kepasrahan diri. Kasih ternyata bukan hanya berbicara mengenai memberikan sesuatu, tetapi juga menyerahkan seluruh hidup dan diri kita kepada yang dicintai. Kasih Tuhan kepada manusia ditandai dengan memberikan Anak-Nya Yang Tunggal. Tuhan memberikan Diri-Nya melalui Anak-Nya, yaitu Yesus Kristus. Kasih itu tidak diam. Kasih akan membuat seseorang untuk melakukan sesuatu yang berguna, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Kasih juga akan mengubah. Seseorang yang penuh kasih akan selalu menyenangkan orang yang dikasihinya. Kasih manusia kepada Tuhan, akan mengubah orang tersebut menjadi orang beriman yang sejati. Di dalam Perjanjian Baru, kata cinta atau kasih yang lebih banyak dipakai adalah agape. Kata ini kemudian sering disebut charity (belas kasihan / kemurahan hati).
Views: 450