Efesus 2:11-22; 6:14-15
Sebelum mengenal dan percaya Yesus Kristus, orang-orang di Efesus mengalami kehidupan rohani yang memprihatinkan. Mereka hidup jauh dari Tuhan (ayat 12> Pada waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allalh di dalam dunia), hidup dalam pelanggaran dan dosa, mengikuti jalan dunia, kehendak daging serta pikiran yang jahat (ayat 1-3). Manusia yang jatuh ke dalam dosa, menjadi seteru dengan Tuhan dan tidak memiliki hubungan harmonis dengan Tuhan.
Selain tidak hidup damai dengan Tuhan, hubungan antar manusia pun tidak baik. Pada waktu itu, orang-orang sengaja membedakan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Terjadi pemisahan diri antar suku dan bangsa. Mereka juga tidak bisa berdamai dengan diri sendiri, karena merasa tidak cukup berharga. Akhirnya semua orang menyia-nyiakan hidup dengan mengejar kesenangan-kesenangan yang tidak bermoral.
Keadaan-keadaan seperti itu juga terjadi sampai saat ini. Karena itu, Injil damai sejahtera perlu diberitakan sampai sekarang, di generasi kita saat ini. Paulus mendorong jemaat untuk memberitakan Injil damai sejahtera, karena Roh Kudus akan menolongnya menjadi sarana untuk membimbing orang berdosa ke dalam pertobatan. Kebaikan Tuhan dapat diperoleh dengan menerima pengampunan dari Tuhan dan hidup dalam persekutuan-Nya.
Injil telah memperdamaikan orang Yahudi dan bukan orang Yahudi, masuk dalam persekutuan yang sama dengan Tuhan. Injil itu telah mempersatukan dua golongan yang telah saling menjauh. Pendamaian dengan Tuhan akan membawa serta pendamaian antar manusia. Mereka yang mengasihi Yesus Kristus, tentu akan mengasihi sesamanya. Pendamaian itu telah dilakukan dengan harga yang sangat mahal, yaitu darah Yesus Kristus.
Orang yang sudah percaya kepada Yesus, juga akan berdamai dengan diri sendiri. Efesus 5:8-9 mengatakan, “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.” Orang yang berdamai dengan diri sendiri, tidak terikat lagi dengan kehidupan masa lalu. Ia akan mengalami perubahan hidup yang menyeluruh, baik moral maupun spiritual. Iman, sikap hati, pemikiran, perkataan dan perbuatan kita mencerminkan karakter Kristus.
Mari kita menyadari keadaan di sekitar kita pada saat ini. Manusia seringkali mengikuti kehendak dan pikirannya yang jahat. Mereka tidak mau menjalani kehidupan yang benar di hadapan Tuhan. Mereka tidak mau hidup berdamai dengan Tuhan dan justru sengaja menjadi lawan atau seteru-Nya. Kita sering melihat bahwa manusia sulit untuk berdamai dengan sesamanya. Mereka juga sulit untuk berdamai dengan diri sendiri dan tetap berada dalam kehidupan lama.
Dari perbandingan tersebut, seharusnya kita bisa semakin jelas melihat bahwa memang ada perbedaan yang besar antara orang yang belum percaya dengan Yesus Kristus dengan orang yang sudah percaya. Bahkan di kalangan Kristen sendiri kita bisa melihat, bahwa memang ada orang-orang Kristen yang benar-benar pengikut Kristus dan ada orang Kristen yang tidak mau menjadi pengikut Kristus.
Pada akhirnya, masing-masing akan bertanggungjawab pada diri sendiri. Saat ini kita tetap bertanggungjawab untuk memberitakan Injil damai sejahtera dan memberi contoh yang baik atas sikap dan perilaku kita. Selebihnya, setelah kita melakukan tugas kita untuk menyatakan Injil itu, tanggungjawab akan ada pada diri masing-masing.
Views: 0