Imamat 2:1-3
Ada beberapa jenis korban yang dijelaskan di dalam Imamat. Di pasal ini dijelaskan mengenai korban sajian. Semua korban ini ingin menggambarkan pengorbanan Yesus Kristus. Memang tidak ada yang bisa menggambarkan pengorbanan Yesus Kristus dengan sempurna. Karena itu, setiap korban persembahan akan menggambarkan ciri tertentu dari Yesus.
Korban bakaran menggambarkan Yesus Kristus yang sedang menanggung dosa manusia. Yesus Kristus sedang menjadi obyek bagi keadilan Tuhan. Api yang membakar korban itu melambangkan energi dan keadilan Tuhan. Korban itu bisa berupa domba atau kambing atau lembu. Binatang itu harus jantan dan tidak bercela. Persembahan juga harus dilakukan di tempat yang sudah ditentukan oleh Tuhan.
Selanjutnya dijelaskan mengenai korban sajian. Korban sajian ini tidak melibatkan binatang, sehingga tidak berbicara mengenai darah. Korban sajian tidak menggambarkan kematian Yesus Kristus. Korban sajian menggambarkan pribadi kemanusiaan dari Yesus Kristus. Korban sajian disampaikan dalam bentuk roti yang dibuat dari tepung dan minyak. Ada berbagai jenis roti yang dipersembahkan. Korban sajian ini sebagian dibakar dan sebagian bisa dimakan.
Persembahan sajian dibuat dari tepung yang terbaik. Pada waktu itu belum ada pabrik tepung atau mesin giling yang canggih. Sebagian besar tepung itu berasal dari gandum. Gandum itu dipukul dan dihancurkan secara manual. Untuk korban sajian ini, dipilih gandum yang sudah halus. Pribadi dan kemanusiaan Yesus Kristus digambarkan dengan tepung gandum yang halus, yang sempurna, tidak berbongkah-bongkah dan tidak kasar. Yesus Kristus menjadi manusia yang sempurna dan tidak ada kesalahan atau cela apapun pada-Nya.
Tidak ada seorang pun di dunia ini seperti Yesus. Manusia yang lain pasti memiliki cacat dan cela. Kita bisa kuat di bagian tertentu, tetapi belum tentu di bagian lain. Kita memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Korban sajian ini ingin menjelaskan bahwa unsur kemanusiaan Yesus Kristus sangat penting. Dibalik keilahian-Nya, Yesus Kristus adalah manusia seutuhnya, yang sempurna dan tidak ada seorang pun yang bisa mendapati cacat cela pada-Nya.
Yesus rela menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia. Manusia yang berdosa, jika ingin diselamatkan, perlu pengganti untuk menanggung hukuman dosa yaitu maut atau mati. Yang dapat menanggung hukuman itu harus memiliki status sebagai manusia. Di dalam Yesaya 53:4-5 dikatakan, “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.”
Di kayu salib, Yesus menanggung hukuman dosa atas manusia. Hanya manusia yang bisa menanggung sesamanya. Binatang yang sudah dipersembahkan sebagai korban selama ribuan tahun sebelumnya, hanya gambaran dan bukan hakikat dari penebusan itu. Yesus menjadi manusia supaya Dia bisa menanggung kesalahan kita.
Views: 19