Imamat 7:1-11
Di pasal ini, Musa masih memberikan kesimpulan atau penjelasan ulang tentang berbagai korban yang sudah dijelaskan dari pasal 1 sampai 6 awal. Korban-korban yang dijelaskan, yaitu: korban bakaran, korban sajian, korban keselamatan, korban penghapus dosa dan korban penebus salah. Korban penebus salah dan korban penghapus dosa saling berkaitan. Untuk korban penghapus dosa, terdapat beberapa jenis pembedaan, terutama orang-orang yang sudah melakukan kesalahan. Untuk korban penebus salah, tidak ada pembedaan bagi orang yang sudah melakukan kesalahan.
Korban penebus salah ditujukan kepada orang-orang yang bersalah kepada Tuhan atau kepada orang lain yang mendatangkan kerugian, khususnya secara materi. Orang tersebut harus membayar ganti rugi ditambah dengan seperlima atau dua puluh persen dari jumlah ganti rugi itu. Baik korban penghapus dosa maupun korban penebus salah, sama-sama menggambarkan Yesus Kristus yang menanggung dosa kita. Kristus melalui karya penebusan-Nya di kayu salib, telah menghapuskan sengat maut dan dosa.
Korban penebus salah disebut sebagai persembahan maha kudus. Meskipun persembahan ini dilakukan untuk menebus salah, tetapi persembahan ini disebut maha kudus, karena mengingatkan pada Yesus Kristus. Semua korban ini menggambarkan, bahkan menunjuk ke masa depan, ketika Kristus menjadi korban bagi dosa seluruh umat manusia di muka bumi ini. Kristus memang menjadi korban, tetapi Ia tetap Tuhan yang maha kudus.
Di dalam 2 Korintus 5:21 dikatakan, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” Yesus Kristus itu maha kudus dan tidak berdosa, tetapi telah dibuat-Nya menjadi dosa karena manusia yang berdosa. Pertanyaannya, apakah kita sudah sungguh-sungguh menerima Yesus serta menerima keselamatan yang dianugerahkan kepada kita? Syarat manusia menerima pengampunan dan keselamatan adalah ketika mereka sungguh-sungguh bertobat dari dosanya dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Dijelaskan kembali bahwa semua lemak dari korban penebus salah ini harus dipersembahkan dan dibakar di atas mezbah sebagai korban api-apian bagi Tuhan. Setelah itu, barulah sisa dagingnya boleh dimakan oleh para imam. Proses memakan daging dari korban ini juga melambangkan penebusan itu sendiri. Tidak ada gunanya Tuhan Yesus Kristus mati di kayu salib, tetapi kita tidak menerima Dia. Menerima Yesus digambarkan sebagai makan daging atau makan roti hidup.
Di dalam Yohanes 6:33-36, Tuhan Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai roti hidup. Artinya, manusia di muka bumi ini perlu roti untuk hidup. Ketika Yesus digambarkan sebagai roti hidup, maka manusia harus memakan roti hidup itu, supaya memiliki hidup kekal. Sebagaimana makanan jasmani, meskipun tersedia, tetapi jika tidak dimakan, maka tidak ada gunanya. Yesus sudah menyediakan keselamatan bagi kita. Tetapi jika kita tidak mau menerima keselamatan itu, maka pengorbanan Yesus Kristus tidak akan berguna bagi kita.
Views: 29