Imamat 14:21-57
Bagi golongan orang Israel yang tidak mampu, tidak ada halangan untuk masuk dalam upacara pentahiran. Tuhan tetap memberikan jalan keluar bagi pentahiran orang yang tidak mampu. Burung merpati dan burung tekukur masih sangat terjangkau bagi orang-orang yang tidak mampu. Sebenarnya, orang yang sudah terjangkit penyakit kusta, tidak banyak yang akan bisa sembuh dalam kondisi kaya. Ketika orang terjangkit penyakit kusta, mereka akan kehilangan banyak hal, sehingga berpotensi untuk menjadi jatuh miskin.
Orang kusta yang mampu ataupun tidak mampu, harus datang membawa persembahan pada hari kedelapan. Hari kedelapan ini mengingatkan tradisi Yahudi yang lain, yaitu penyunatan anak laki-laki Israel. Orang-orang yang ditahirkan ini bagaikan orang yang mendapatkan hidup baru, menggambarkan kelahiran kembali. Mereka bagaikan bayi-bayi yang baru lahir dan disunat. Orang kusta seperti orang yang tidak memiliki pengharapan. Ketika ia ditahirkan, maka ia seperti mendapatkan kehidupan yang baru dengan pengharapan yang baru.
Pada zaman Perjanjian Lama, kusta itu memang didatangkan oleh Tuhan sendiri (ayat 34). Semuanya itu bisa terjadi sebagai bentuk hukuman atau kutukan. Karena itu dijelaskan bahwa kusta ini tidak hanya menjangkiti manusia, tetapi juga bisa kena pada barang atau rumah yang sifatnya sebagai benda mati. Dari penyakit khusus ini, Tuhan ingin mengajarkan bahwa benda matipun bisa menjadi sarana untuk datangnya dosa. Benda-benda ini bersifat netral, bisa dipakai untuk hal yang baik maupun jahat. Tidak sedikit manusia yang menggunakan benda-benda netral ini untuk tujuan yang jahat.
Jika benda itu dipakai untuk tujuan yang jahat, maka Tuhan menunjukkan dengan penyakit kusta. Barang itu menjadi najis karena kusta. Tuhan bisa membuat kusta itu terjadi pada rumah orang Israel. Bisa saja rumah itu sudah dijadikan sebagai berhala. Artinya, orang tersebut lebih mementingkan kemegahan rumahnya dibandingkan mementingkan Tuhan atau Bait Suci. Atau ada orang yang terlalu nyaman dengan rumahnya, sehingga ia tidak mau ikut dalam pertemuan-pertemuan umat.
Materi atau barang yang kita miliki bisa menjadi berhala dan mendatangkan dosa. Barang-barang bisa menjadi berhala, karena perhatian kita terpusat padanya dan melupakan Tuhan. Tuhan mendatangkan kusta pada barang itu karena pemiliknya sudah terjerat atau terperangkap dengan barang tersebut. Jika barang itu terjangkit kusta, mau tidak mau maka pemiliknya akan melepaskan barang itu. Jika tidak dijauhi, maka kusta itu bisa menjangkit pemiliknya dan akibatnya akan lebih fatal.
Di dalam 1 Yohanes 5:21 dikatakan, “Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.” Berhala adalah benda atau keinginan yang membuat perhatian manusia tertuju kepadanya melebihi kepada Tuhan. Jika kita mendapatkan berkat dari Tuhan, kita bisa menikmati dan menggunakannya dengan baik. Hanya saja, jangan sampai perhatian kita tertuju kepadanya, melebihi perhatian kita kepada Tuhan.
Views: 23