Dikuduskan Untuk Melayani (Jelajah PL 399)

Imamat 8:6-13

Mengenai jabatan imam di dalam Perjanjian Baru, dijelaskan lagi di dalam Ibrani 4:16 dikatakan, “Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.” Setiap orang percaya memiliki kesempatan untuk berhubungan langsung dengan Tuhan, tanpa perantaraan orang lain. Artinya, hari ini tidak ada orang yang spesial untuk jabatan imam. Kita semua yang sudah percaya kepada Tuhan adalah imam dan Yesus Kristus sebagai Imam Besar.

Kembali ke dalam konteks Perjanjian Lama, hanya orang-orang tertentu saja yang ditunjuk sebagai imam. Hal ini menjelaskan bahwa terjadi perbedaan konsep. Zaman gereja menjadi zaman dispensasi penyembahan di dalam roh dan kebenaran, zaman ibadah hakikat. Sedangkan Perjanjian Lama menjadi gambaran atau simbol yang sudah diterapkan secara hakikat di Perjanjian Baru. Di dalam Perjanjian Lama, hanya Harun dan keturunannya yang ditunjuk oleh Tuhan menjadi imam. Mereka perlu ditahbiskan.

Mereka mempersiapkan pakaian dan korban bakaran bagi penahbisan itu. Harun dan anak-anaknya disuruh mendekat serta dibasuh dengan air. Pembasuhan air ini menjadi simbol pengkhususan bagi orang tersebut. Jabatan imam adalah jabatan pelayanan. Orang yang sudah menjadi imam, ia harus mempersembahkan seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan di Kemah Suci atau Bait Suci. Ada dua macam simbol pembersihan yang dilakukan, yaitu pembasuhan air dan persembahan korban.

Di dalam Kemah Suci, ada tenda-tenda yang menutup pelataran. Di depan Kemah Suci ada mezbah bakaran. Di antara mezbah bakaran dengan Kemah Pertemuan ada bejana pembasuhan. Setelah imam mempersembahkan korban di mezbah, sebelum ia masuk ke Kemah, ia bertemu terlebih dulu dengan bejana pembasuhan. Pertama-tama, mezbah pembakaran itu melambangkan korban keselamatan. Seseorang harus diselamatkan terlebih dulu. Dosa-dosanya harus diselesaikan di mezbah bakaran, melambangkan pengorbanan Yesus Kristus.

Setelah itu, sebelum ia masuk ke dalam Kemah Pertemuan, ia harus membersihkan diri di bejana pembasuhan. Bejana pembasuhan ini melambangkan pembersihan. Memang seseorang bisa saja sudah diselamatkan dengan pengorbanan Yesus Kristus. Tetapi jika seseorang mau dipakai oleh Tuhan untuk melayani, ia harus membersihkan dirinya. Orang yang mau melayani Tuhan perlu membersihkan hidupnya, sehingga bisa menjadi contoh dan teladan bagi yang lain.

Untuk lebih mengerti hal ini, kita bisa membaca pernyataan di dalam 2 Timotius 2:20-21, “Dalam rumah yang besar bukan hanya perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia. Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.”

Views: 31

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top