Keluaran 17:3-7
Paling tidak ada tiga hal yang mengakibatkan orang Israel bereaksi negatif seperti itu. Pertama, mereka sama sekali tidak mengucap syukur. Mereka tidak memiliki rasa dan keinginan untuk bersyukur. Ketika orang tidak mengucap syukur, maka segala sesuatu yang dilalui di dunia ini akan semakin berat. Kedua, mereka melupakan semua penyertaan Tuhan. Orang Israel sebelumnya telah mengalami banyak sekali kesulitan. Awalnya mereka adalah budak dan ingin keluar dari tanah Mesir itu. Tuhan seringkali memperlihatkan mujizat, tetapi mereka tidak mau bersyukur atas semua penyertaan Tuhan itu.
Ketiga, mereka tidak percaya dengan janji Tuhan. Mereka lupa dengan janji penyertaan Tuhan, akan membawa bangsa Israel ke tanah perjanjian, tanah nenek moyang mereka. Janji Tuhan selalu ditepati, sehingga tidak mungkin Tuhan akan membiarkan mereka kehausan di padang gurun. Seandainya orang Israel tidak bisa melihat mujizat Tuhan, seharusnya mereka bisa tetap percaya dan menantikan janji Tuhan. Tetapi mereka sudah melihat banyak mujizat dan penyertaan Tuhan, tetapi melupakan janji Tuhan.
Dalam situasi seperti ini, Tuhan tetap memberikan kemurahan-Nya kepada orang Israel. Kemurahan Tuhan ditujukan kepada Musa. Ketika Musa mulai dihimpit oleh orang Israel dan hampir dilempari dengan batu, Musa meminta tolong kepada Tuhan. Ketika terjadi masalah dalam komunitas Kristen tertentu, yang menjadi sasaran pertama seringkali adalah hamba Tuhan. Musa juga menjadi sasaran orang Israel. Musa dikatakan oleh Alkitab sebagai orang yang lemah lembut. Meskipun sudah diperlakukan sangat keras oleh orang Israel, dia tetap lemah lembut.
Tuhan melakukan kemurahan itu, demi nama-Nya dan kemuliaan-Nya, sekaligus menjadi contoh bagi kita. Ada pertolongan dari Tuhan yang diberikan kepada bangsa Israel. Tuhan memberikan air. Tuhan memberi perintah kepada Musa untuk pergi berjalan di depan bangsa itu, membawa tongkat dan juga mengajak beberapa dari antara para tua-tua Israel. Tuhan akan berdiri di depan bangsa Israel, di gunung Horeb. Tuhan sengaja melakukan ini, karena timbul keragu-raguan dari bangsa Israel bahwa Tuhan tidak berada di tengah-tengah mereka.
Ketika Musa sampai di sana, maka Tuhan memberi perintah untuk memukul gunung batu di Horeb. Dari batu itu akan keluar air. Ketika Musa memukul gunung batu itu, maka air keluar dari batu itu. Ini adalah pertolongan Tuhan yang sebenarnya tidak layak diterima oleh bangsa Israel. Tuhan telah memberi solusi yang menetap, bukan solusi sementara. Tuhan tidak memberikan hujan yang bisa berhenti setiap saat. Tuhan justru menyediakan sumber air, yang mengalir terus menerus dan dapat dinikmati oleh bangsa Israel secara terus menerus.
Sumber air itu bahkan menjadi seperti kolam. Di dalam Mazmur 114:7-8 dikatakan, “Gemetarlah, hai bumi, di hadapan TUHAN, di hadapan Allah Yakub, yang mengubah gunung batu menjadi kolam air,
dan batu yang keras menjadi mata air!” Demikian juga di dalam Mazmur 78:15-16 dikatakan, “…dibelah-Nya gunung batu di padang gurun, diberi-Nya mereka minum banyak air seperti dari samudera raya; dibuat-Nya aliran air keluar dari bukit batu, dan dibuat-Nya air turun seperti sungai.”
Views: 34