Keluaran 17:8-16
Baru saja bangsa Israel diselamatkan dari kehausan, tiba-tiba mereka diperhadapkan dengan peperangan yang dahsyat. Pada waktu itu ada sebuah bangsa yang disebut Amalek, berperang melawan bangsa Israel. Orang Amalek sebenarnya masih memiliki hubungan saudara dengan orang Israel. Mereka adalah keturunan Esau. Di dalam Kejadian 36:12 dikatakan bahwa Amalek adalah salah satu keturunan Esau. Ketika Yakub melawan Esau, perjuangan Yakub bagaikan perjuangan melawan kedagingan.
Pada waktu itu Yakub memiliki dua musuh, sehingga ia sering bergumul dengan mereka. Musuh pertama Yakub adalah Laban dan musuk keduanya adalah Esau. Laban sebenarnya juga menggambarkan dunia ini, yang sengaja ingin menahan Yakub keluar dari keadaan nyaman. Laban ingin Yakub bekerja terus baginya. Di satu sisi, Esau adalah saudara kandung dari Yakub. Mereka adalah saudara kembar. Ketika Yakub melawan Esau, ini menggambarkan tentang perlawanan Yakub terhadap kedagingan dirinya sendiri.
Ketika kita diselamatkan, kita juga akan sama seperti orang Israel yang baru saja mendapatkan minum dari batu karang, yang menjadi gambaran dari Yesus Kristus. Setelah itu, bangsa Israel harus bertempur melawan Amalek. Mereka harus bertempur melawan saudara sendiri. Kita juga harus bertempur melawan keinginan kedagingan kita. Ketika kita percaya kepada Yesus, kita diberi sifat dan hati yang baru. Kita juga diberi posisi sebagai orang kudus. Ini adalah anugerah yang besar dari Tuhan.
Tetapi kita perlu ingat bahwa sifat lama kita juga masih ada di dalam daging kita. Sifat manusia lama kita tidak suka dengan sifat yang baru. Karena itulah, akan terjadi peperangan terus menerus, antara sifat kerohanian dengan sifat kedagingan yang ada di dalam diri kita. Inilah yang disebut sebagai peperangan rohani yang sesungguhnya. Amalek menyerang Israel, sama artinya bahwa setiap saat sifat manusia lama kita akan menyerang sifat manusia baru. Kita akan selalu digoda untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Tuhan.
Seringkali kedagingan kita akan menyerang tanpa kita sadari. Di dalam Ulangan 25:17-19 juga berbicara tentang orang Amalek yang menyerang dari belakang. Mereka menyerang orang-orang yang lemah. Kedagingan kita akan menyerang, bukan pada saat roh kita sedang menyala dan berkobar. Saat kita lemah dan lesu, ketika kita sedang kecewa dan lelah, maka kedagingan kita akan melakukan penyerangan sedemikian rupa. Peperangan seperti ini tidak bisa dilakukan dengan kekuatan manusia. Peperangan ini hanya bisa dimenangkan dengan pertolongan Tuhan.
Setiap kali tangan Musa terangkat dan meminta pertolongan Tuhan, maka Yosua dan orang Israel akan menang. Sebaliknya, ketika tangan Musa mulai turun, maka Yosua dan orang Israel akan terpukul mundur. Peperangan melawan kedagingan tidak bisa dilakukan dengan kekuatan manusia. Ketika ada orang percaya lain yang menolong dan menopang, maka kemenangan akan didapatkan dengan lebih mudah. Karena itu, sesama orang percaya harus saling menopang di dalam doa, seperti Harun dan Hur yang menopang tangan Musa.
Views: 45