Keluaran 26:36-37
Para imam setiap hari bisa masuk ke ruang kudus, untuk mengganti roti dan menjaga kandil-kandil supaya tetap menyinari ruangan itu. Tetapi untuk masuk ke ruang maha kudus, hanya Imam Besar yang bisa masuk ke sana. Imam Besar pun tidak setiap hari bisa masuk ruang maha kudus. Imam Besar hanya diperbolehkan masuk ruang maha kudus, sekali dalam setahun, untuk mempersembahkan korban pendamaian. Imam Besar harus melewati tabir itu dengan membawa darah korban, sebagai korban pendamaian bagi dirinya sendiri dan bagi umat Israel.
Kita mengucap syukur kepada Tuhan, karena hari ini, semua ritual itu sudah selesai. Yesus Kristus sudah menggenapi semua ritual itu. Yesus Kristus menjadi Imam Besar, menjadi pengantara antara kita dengan Bapa di Surga. Ketika Tuhan Yesus mati di kayu salib, saat itulah Ia sedang menjembatani Tuhan yang maha kudus dengan manusia yang berdosa. Ketika Tuhan Yesus mati untuk dosa manusia, maka semua manusia yang percaya kepada-Nya, dosanya akan ditanggung oleh Yesus Kristus.
Pada saat Tuhan Yesus mati, tabir Bait Suci terbelah. Di dalam Matius 27:51 dikatakan, “Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,” Peristiwa ini tidak terjadi secara kebetulan. Tuhan sengaja membuat hal ini, untuk menunjukkan kepada para imam kepala yang pada waktu itu menyalibkan Yesus Kristus bahwa tugas mereka telah selesai. Yesus Kristus telah berseru di kayu salib, “Sudah selesai.” Jalan keselamatan itu sudah diselesaikan oleh Yesus Kristus. Keterpisahan antara Tuhan dengan manusia sudah selesai.
Di dalam Ibrani 6:19-20 dikatakan, “Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.” Yesus telah masuk di sana, bukan hanya masuk ruang maha kudus di bumi, tetapi telah masuk ruang maha kudus di Surga. Jika kita percaya kepada Yesus Kristus, maka suatu saat nanti kita pun akan pergi ke sana.
Di dalam Ibrani 10:19-21 dikatakan, “Jadi, saudara-saudara, oelh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. Yesus Kristus telah menembus tabir itu. Kita pun bisa ikut, karena Dia telah membuka jalan bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya. Di zaman Perjanjian Baru ini, tidak ada lagi orang yang bisa menjadi imam atas orang lain. Tidak ada lagi pengantara antara Tuhan dengan umat-Nya. Setiap orang percaya adalah imam di hadapan Tuhan, imam bagi dirinya sendiri, bukan imam bagi orang lain.
Imam Besar adalah Yesus Kristus, sedangkan semua orang percaya adalah imam atas dirinya sendiri. Kita diperbolehkan masuk ke tempat kudus itu. Kita diperbolehkan datang langsung kepada Tuhan tanpa melalui perantara. Di dalam Ibrani 4:16 dikatakan, “Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.”
Views: 27