Tahun Sabat (Jelajah PL 320)

Keluaran 23:10-13

Selain hari Sabat, Tuhan juga menetapkan Sabat yang lain, yaitu Sabat secara tahunan. Enam tahun lamanya bangsa Israel diperbolehkan untuk bekerja, menabur dan menanam serta mengumpulkan hasil. Pada tahun ketujuh, bangsa Israel diperintahkan untuk istirahat, berhenti dan membiarkan pekerjaan mereka. Pekerjaan itu ditinggalkan sedemikian rupa di tahun ketujuh, supaya orang miskin yang ada di antara mereka mendapatkan makanan. Mungkin di tahun yang ketujuh, orangnya tidak beristirahat, tetapi tanah yang digarap perlu istirahat.

Memang bukan hanya manusia yang perlu istirahat, tanah juga perlu istirahat. Bangsa yang menolak hal ini, maka lama kelamaan tanah yang digarap menjadi tidak subur. Pada saat ini, sistem seperti ini juga masih dipakai di beberapa tempat. Petani menggarap tanah secara bergantian, terutama saat mereka memiliki beberapa bidang tanah. Ketika tanah itu diistirahatkan, diharapkan unsur-unsur hara yang sudah hilang, dapat muncul kembali.

Bagi bangsa Israel, Tuhan tidak memberi perintah untuk menggarap tanah secara bergantian. Tuhan memberi perintah supaya di tahun ketujuh, semua tanah di Israel diistirahatkan. Tujuannya bukan hanya untuk mengistirahatkan tanah, tetapi ada tujuan lain, antara lain: untuk mengingatkan bahwa tanah yang diberikan itu merupakan tanah yang subur. Selama enam tahun tanah itu sudah lebih dari cukup untuk memberi makan mereka, bahkan untuk makan sampai tujuh tahun. Tujuan kedua, untuk membuat orang Israel bergantung kepada Tuhan.

Ketika seseorang mulai kaya atau mulai memiliki banyak harta benda, maka mereka akan cenderung tidak mau mengandalkan Tuhan. Mereka akan tergoda untuk mengandalkan kekuatan sendiri. Karena itu, Agur bin Yake di dalam Amsal 30:7-8 mengatakan, “Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa Tuhan itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.”

Orang yang sudah mapan, biasanya cenderung lebih mudah untuk melupakan Tuhan dan mulai mengandalkan diri sendiri. Ia sudah merasa aman, sudah merasa kaya dan kuat, tidak memerlukan Tuhan lagi. Tuhan sengaja memberikan perintah ini, supaya bangsa Israel mau belajar untuk terus bergantung kepada Tuhan. Mereka memiliki rasa cukup sehingga lebih mudah untuk bersyukur kepada Tuhan. Berapapun banyaknya makanan dan harta benda mereka, maka pada tahun ketujuh semua orang Israel harus bergantung pada Tuhan. Tuhan sudah berjanji akan memberkati serta mencukupi keperluan mereka.

Di ayat ke-13, Tuhan mengingatkan kembali supaya bangsa Israel percaya sepenuhnya kepada Tuhan dan tidak mendua hati. Kita tidak diperbolehkan untuk memanggil nama allah lain. Memang di dalam Alkitab, diperkenalkan beberapa nama Tuhan. Ketika kita menggunakan nama Tuhan atau Allah, yang kita maksudkan adalah Tuhan yang disembah oleh orang Yahudi, yaitu Yehova. Di dalam kekristenan, kita menyatakatan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat kita.

Views: 28

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top