Sederhana Saja (Jelajah PL 306)

Keluaran 20:24-26

Mengenai patung atau gambaran-gambaran yang fana, jelas hal ini membuat Tuhan murka. Jika kita sebagai manusia digambarkan atau dimiripkan dengan gambaran binatang, pasti akan sangat marah. Tetapi manusia berdosa justru melakukan hal yang lebih parah, yaitu menggambarkan kemuliaan Tuhan dan membandingkannya dengan patung. Iblis telah berhasil mengecoh manusia. Akhirnya banyak suku bangsa di dunia ini tidak menyembah Sang Pencipta, tetapi lebih senang menyembah ciptaan. Tuhan tidak ingin bangsa Israel terjebak dalam hal yang serupa.

Tuhan tahu bahwa dalam sejarah perjalanan bangsa Israel, berkali-kali mereka jatuh dalam hal ini. Berkali-kali mereka melakukan penyembahan berhala. Karena itulah maka Tuhan sengaja berbicara langsung dengan mereka. Tuhan tidak bisa digambarkan, juga tidak bisa disandingkan dengan gambaran-gambaran yang ada di dunia ini. Ketika Tuhan datang menemui bangsa Israel, maka mereka mendapatkan pengalaman rohani yang sangat luar biasa.

Tetapi perintah ini akan segera dilanggar oleh bangsa Israel. Tidak dalam waktu yang lama, nanti bangsa Israel akan segera membuat patung anak lembu emas dan mereka menyembahnya dengan menyanyi secara berbalas-balasan. Sebenarnya, seperti inilah kecenderungan sebagian besar manusia di dunia ini. Tidak mudah untuk dinasihati. Manusia memiliki pemikiran dan pemahaman sendiri. Manusia lebih mudah melakukan pemberontakan daripada menaati firman Tuhan. Itulah pentingnya firman Tuhan perlu diperdengarkan dan dipelajari berulang-ulang.

Di ayat selanjutnya dijelaskan mengenai cara bangsa Israel datang kepada Tuhan dengan membawa persembahan. Yang ditekankan adalah kesederhanaan dalam ibadah simbolik bagi Tuhan yang sejati. Mezbah bisa dibuat dari tanah. Seandainya mezbah itu dibuat dari batu, maka batunya masih batu murni yang belum dipahat. Mezbah tidak perlu dihias atau dibuat-buat menjadi lebih indah. Tuhan sengaja melarang bangsa Israel melakukan ibadah yang mewah, karena bangsa-bangsa lain sudah dikenal dengan ibadah mereka yang penuh dengan ritual dan kemewahan.

Di dalam 2 Raja-raja 16 dikisahkan bahwa pada waktu itu yang menjadi raja Israel adalah Ahas. Suatu kali raja Ahas berjalan-jalan di Damsyik dan melihat mezbah-mezbah di situ dibuat sangat indah. Mezbah itu dihias dengan sangat mengagumkan. Karena itu, raja Ahas segera memerintahkan kepada imam untuk meniru mezbah. Ia mengirimkan ukuran serta detailnya, supaya mezbah yang dihias itu ditaruh di Rumah Tuhan. Dalam penyembahan yang seperti itu, orang hanya mengagumi luarnya saja. Orang tidak lagi berpikir dan fokus kepada hakikat dari penyembahan itu, karena terpukau dengan hiasan yang indah dan lebih menarik.

Tuhan ingin mezbah yang sederhana, dari tanah atau dari batu yang tidak dipahat. Mezbah itu juga tidak perlu tinggi-tinggi dan mencolok, supaya tidak perlu tangga, supaya aurat orang yang naik tangga tidak kelihatan di atasnya. Tuhan ingin dalam penyembahan itu, pusat atau fokusnya adalah Tuhan, bukan hiasan dan pernak-pernik mezbah. Tetapi itulah yang terjadi bahkan sampai saat ini. Pernak-pernik gereja bisa mengakibatkan banyak orang gagal fokus. Pusat perhatian tidak lagi kepada Tuhan, tetapi kepada hal yang lain.

Views: 26

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top