Keluaran 2:11-15
Musa hidup dan bertumbuh sebagai anak dari puteri raja. Tentu ia bisa menikmati segala sesuatu yang ada di istana, baik perhatian, makanan maupun pendidikan. Musa belajar segala hikmat dan pengetahuan orang Mesir. Tetapi di dalam hati Musa, dia tetap menganggap diri sebagai orang Ibrani. Tentu hal ini berkat pendidikan dan pengajaran yang sudah diberikan oleh orang tuanya, selama Musa bersama-sama dengan orang tuanya sebelum ia diserahkan kepada puteri Firaun. Orang tua Musa telah mengajarkan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Memang Musa tidak lama bersama dengan orang tuanya. Tetapi kita bisa melihat bahwa orang tua Musa sangat serius dalam mendidik Musa di jalan Tuhan. Di dalam Amsal 22:6 dikatakan, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Meskipun masa muda dan dewasa Musa dihabiskan di istana Firaun, tetapi yang tertanam sejak kecil telah menetap di dalam hati dan pikiran Musa. Hal ini seharusnya menyadarkan pada kita bahwa pendidikan anak di usia dini sangat penting.
Semakin dini seorang anak mendapatkan pengajaran kerohanian, maka semakin kuat kita membentuk mereka. Pengajaran pada usia dini sangat mempengaruhi masa depan mereka. Dari kecil, anak-anak kita perlu mendapatkan pengajaran tentang firman Tuhan. Saat Musa sudah dewasa, ia memiliki kesempatan untuk berjalan-jalan keluar istana. Pada waktu itu, Musa melihat ada orang Ibrani yang sedang dianiaya dan hampir dibunuh oleh seorang Mesir. Meskipun Musa sudah bergaul dengan orang Mesir di istana, tetapi hatinya tetap sebagai orang Ibrani.
Melihat kejadian itu, Musa membela orang Ibrani dan membunuh orang Mesir itu. Sebenarnya Musa tidak memiliki hak untuk melakukan itu. Musa tahu bahwa yang dilakukannya itu salah. Rasa kebangsaannya membuat ia melakukan hal itu. Waktu Musa belum sampai untuk menjadi pembela bangsanya. Tetapi Musa memang merasa senang, karena sudah berbuat sesuatu demi membela bangsanya.
Keesokan harinya, Musa berjalan-jalan lagi dan bertemu dengan dua orang Israel yang sedang berkelahi. Musa sedih melihat itu dan berusaha untuk melerai mereka. Tanpa disadari oleh Musa, ternyata orang Israel yang bersalah itu menuduh Musa. Musa kaget setelah mengetahui bahwa peristiwa pembunuhan orang Mesir di hari sebelumnya telah diketahui oleh banyak orang. Musa berpikir bahwa kejadian kemarin tidak ada yang melihatnya. Bahkan akhirnya Firaun juga tahu dengan perbuatan yang telah dilakukan oleh Musa itu.
Musa ketakutan dan merasa gagal. Musa telah ditolak oleh orang Ibrani, juga ditolak oleh Firaun. Firaun kesal bukan karena Musa membunuh orang Mesir, tetapi karena Musa telah membela orang Ibrani. Karena ketakutan, Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan sampai di tanah Midian. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Musa, selain duduk-duduk di tepi sebuah sumur.
Views: 25