Keluaran 12:12-15
Ada saatnya semua manusia akan mengalami kematian. Kita pun tidak akan luput dari kematian. Cepat atau lambat, tidak ada seorang pun yang tahu. Hanya Tuhan yang tahu dan Tuhan memiliki kewenangan untuk menghidupkan atau mematikan orang. Karena itu, kita harus siap sedia untuk menghadapi semua itu. Ketika Yesus Kristus sudah disalibkan, maka tugas Yesus Kristus sudah selesai di dunia ini. Kita tinggal merespon panggilan Tuhan itu. Jika kita mau percaya kepada Dia, maka kita akan menerima keselamatan itu.
Ketika Tuhan lewat untuk membunuh anak sulung di tanah Mesir, maka rumah yang pintunya dipoles dengan darah, akan dilewati. Hari raya ini disebut Paskah atau pesakh, karena Tuhan telah melewati rumah itu dan tidak membunuh anak sulung di rumah yang dilewati itu. Ketika malaikat Tuhan melihat polesan darah itu, ia tahu bahwa sudah ada yang dimatikan di rumah itu. Yang mati itu adalah domba yang tidak bercacat, yang menunjuk kepada Anak Domba Allah.
Tuhan menjadikan hari itu sebagai peringatan turun temurun. Perayaan itu tidak berhenti pada tanggal empat belas bulan Nisan saja. Ketika orang Kristen diselamatkan, maka perayaan tidak berhenti pada saat ia diselamatkan saja. Setelah diselamatkan, ada karakter yang perlu dibangun. Kehidupan kekristenan harus terpancar dari orang-orang yang sudah bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Ada hidup setelah Paskah. Ada periode waktu setelah Paskah. Bagi orang Israel, setelah Paskah juga dilanjutkan dengan hari raya yang lain.
Orang Israel harus makan roti tidak beragi tujuh hari lamanya. Mulai hari pertama sampai hari ketujuh, tidak boleh ada ragi dan tidak boleh ada orang yang memakannya. Jika ada yang menyimpan atau memakan ragi itu, maka ia harus dilenyapkan dari antara orang Israel. Setelah seseorang diselamatkan, maka kita harus masuk dalam periode kekristenan. Tujuh adalah simbol kegenapan. Tuhan ingin perayaan ini dilakukan sampai genap, sepanjang hidup orang percaya, bukan setengah-setengah.
Kita harus membuang ragi itu ketika kita sudah bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Ragi memiliki dua makna. Pertama, ragi menyimbolkan dosa. Di dalam 1 Korintus 5 telah digambarkan bahwa ragi berbicara mengenai dosa. Di ayat 8 dicatat, “Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran. Tuhan menginginkan kehidupan orang Kristen penuh dengan kemurnian dan kebenaran. Orang percaya diberi kemampuan untuk melawan dosa (1 Korintus 10:13).
Kedua, ragi menyimbolkan tentang pengajaran atau pengaruh yang sesat atau salah. Di dalam Matius 16:12 dikatakan, “Ketika itu barulah mereka mengerti bahwa bukan maksud-Nya supaya mereka waspada terhadap ragi roti, melainkan terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki.” Setiap orang yang sudah diselamatkan harus membuang pengajaran-pengajaran yang salah. Kita sudah dberi Alkitab dan akal budi. Kita harus menggunakannya dengan hikmat dari Tuhan, supaya kita tidak terpengaruh pada pengajaran yang salah.
Views: 20