Melangkah Keluar (Jelajah PL 262)

Keluaran 12:16-28

Di ayat ini dan selanjutnya, dijelaskan lebih detail lagi mengenai hari raya roti tidak beragi. Perayaan ini dilakukan pada bulan pertama di hari kelimabelas. Perayaan itu disebut sebagai hari pertemuan kudus dan tidak seorang pun diperbolehkan untuk bekerja. Selanjutnya ini disebut sebagai Sabat Besar atau Sabat Tahunan. Di dalam Perjanjian Baru, setelah Yesus disalibkan dan mati, Ia harus segera dikuburkan karena hari berikutnya adalah Sabat Besar atau Sabat Tahunan (bdg. Yohanes 19:31).

Setelah mendengar dan mengerti semua yang disampaikan oleh Musa, maka orang-orang Israel melakukan semua itu. Mereka segera mengambil domba dan menyembelihnya. Mereka mengambil hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada di dalam sebuah pasu. Darah itu disapukan pada pintu ambang atas dan pada kedua tiang pintu. Hisop adalah salah satu jenis tanaman di tanah Mesir, yang biasanya bisa dipakai untuk kuas.

Tuhan menegaskan supaya tidak ada yang keluar dari pintu rumah itu sampai pagi. Mereka memang harus tinggal di dalam batas-batas yang telah ditentukan oleh Tuhan. Ketika kita diselamatkan, maka status kita berada di dalam Yesus Kristus. Ketika sudah ada di dalam Yesus, jangan sampai kita melangkah keluar dari Yesus Kristus. Jangan sampai kita meninggalkan iman. Kita sudah diselamatkan di dalam iman kepada Yesus Kristus. Seseorang bisa melangkah keluar dari iman itu. Jika itu terjadi, maka ia tidak akan terselamatkan.

Tuhan memberikan kita kehendak bebas. Tuhan tidak pernah memaksa manusia untuk tetap berada di dalam Tuhan. Karena itu Tuhan terus memberi peringatan kepada orang percaya supaya tidak keluar dari Kristus. Di dalam 2 Yohanes 1:9 dikatakan, “Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi ia melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.” Orang Israel yang keluar dari pintu rumahnya, maka ia akan tetap mati. Ia telah keluar dari lingkup penyelamatan anak domba itu. Ia telah meninggalkan darah anak domba itu.

Peraturan dan ketetapan ini harus diteruskan dari generasi ke generasi. Perintah ini harus diajarkan terus menerus. Tuhan menginginkan setiap generasi mengetahui tentang hal ini, mengetahui tentang perbuatan Tuhan. Semuanya ini terus dipelihara sampai orang Israel masuk kembali ke tanah Kanaan. Pengajaran ini penting bagi orang Israel, karena berkaitan dengan keselamatan bagi bangsa Itu. Semua berkaitan dengan janji Tuhan, sehingga tidak boleh ada generasi yang tidak tahu tentang ketetapan ini.

Jika generasi berikutnya bertanya tentang ketetapan ini, maka orang Israel harus mampu menjelaskan dengan baik. Semua itu adalah korban Paskah bagi Tuhan, yang telah melewati rumah-rumah orang Israel di Mesir. Tuhan telah menyelamatkan anak-anak sulung orang Israel. Orang Israel menanggapi ketetapan ini dengan sangat baik. Mereka segera berlutut dan sujud menyembah kepada Tuhan. Setelah itu mereka berbuat seperti yang diperintahkan oleh Tuhan kepada Musa dan Harun.

Views: 34

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top