Lemah dan Rentan (Jelajah PL 249)

Keluaran 9:10-12

Barah itu menyebabkan kulit manusia dan binatang menggelembung, lalu pecah. Ketika kulit itu pecah, kemungkinan mengeluarkan cairan atau nanah. Penyakit ini tentu membawa kesakitan yang sangat kuat. Sama halnya ketika saat ini kita menderita sakit bisul, sakitnya akan serupa bahkan mungkin lebih parah. Jika sebelumnya, tulah yang terjadi tidak langsung menyentuh tubuh manusia, maka di tulah keenam ini, tulah itu mulai masuk dalam tubuh manusia. Orang-orang Mesir semakin terancam keselamatan mereka.

Para imam dan ahli-ahli Mesir, ketika mereka memberi persembahan kepada dewa-dewi atau memimpin sembahyang, mereka harus dalam kondisi bersih dan sehat. Mereka tidak boleh dalam kondisi sakit, termasuk keadaan kulit mereka. Tuhan sedang menyerang sistem penyembahan di Mesir. Jika para imam Mesir sedang terserang penyakit kulit ini, maka mereka tidak layak untuk memimpin penyembahan berhala. Ketika barah ini menjangkit semua orang di Mesir, maka tidak ada yang bisa menjadi pemimpin bagi penyembahan dewa-dewi Mesir.

Kita perlu sadar bahwa manusia adalah makhluk yang lemah dan rentan. Ketika manusia mulai berhasil dan masuk dalam kesombongan, maka ia akan lupa dengan kelemahan dan kerentanannya. Penyakit menjadi salah satu cara atau sarana yang dipakai oleh Tuhan untuk mengingatkan bahwa manusia sebenarnya lemah. Jika kita melihat alam semesta ini secara luas, maka kita juga akan sadar bahwa kita bukanlah apa-apa. Kita adalah makhluk kecil yang sangat bergantung pada Tuhan. Sedikit saja terjadi kesalahan atau penyakit dalam tubuh kita, membuktikan bahwa kita lemah.

Saat ini sudah banyak sekali jenis penyakit, karena pengaruh alam yang semakin hari semakin rusak. Manusia memang memiliki pertahanan tubuh, tetapi tidak mutlak bisa mempertahankan tubuh dari semua penyakit. Semakin tua usia, semakin banyak bagian tubuh yang mengalami kelemahan. Pada saat masih muda, kita bisa melakukan berbagai macam hal dengan bebas. Tetapi ketika sudah masuk pada usia tua, maka manusia tidak akan hidup bebas. Sebagian besar bagian tubuhnya mulai lemah, sehingga tidak bisa bebas seperti pada waktu masih muda.

Pada tulah ini, Tuhan mengeraskan hati Firaun. Lima tulah pertama, Firaun mengeraskan hatinya sendiri. Mulai tulah keenam, Tuhan mengeraskan hati Firaun. Jika seperti ini, sebenarnya manusia tidak bisa menyalahkan Tuhan. Manusia memiliki kehendak bebas untuk memilih mengeraskan hatinya. Jika manusia tidak bisa memilih, maka tidak ada gunanya bagi kita hari ini memberitakan Injil kepada orang lain. Ketika kita memberitakan firman Tuhan, berarti kita sedang memberikan pilihan kepada orang.

Tuhan tidak sedang memilih Firaun untuk binasa. Tuhan sudah memberi kesempatan kepada Firaun berkali-kali, tetapi Firaun tetap pada pilihannya sendiri, yaitu mengeraskan hati. Tuhan memberi penawaran kepada Firaun, tetapi ia selalu menolak. Hati Firaun sudah bebal, sehingga Tuhan pada akhirnya mengeraskan hati Firaun. 

Views: 32

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top