Keluaran 2:1-4
Musa menceritakan tentang orang tua dan kisah kelahirannya. Musa menulis kitab ini bukan atas kehendaknya sendiri, tetapi atas tuntunan Roh Kudus. Tidak banyak yang ditulis mengenai orang tua Musa. Musa tidak banyak bercerita mengenai latar belakang keluarganya. Musa memberitahukan bahwa kedua orang tuanya adalah keturunan dari suku Lewi. Di bagian lain nanti baru diberitahu nama orang tua Musa, yaitu Amram dan Yokhebed. Orang tua Musa adalah orang-orang yang mengenal Yehova dan percaya kepada-Nya.
Musa lahir dari keluarga yang percaya kepada Tuhan. Keluarga adalah institusi atau lembaga terkecil di dalam kehidupan masyarakat yang luar. Keluarga menjadi penting, karena di dalamnya terdapat gambaran hubungan antara Tuhan dengan jemaat-Nya. Keluarga yang baik dan sehat diperlukan, supaya memperkuat kehidupan rohani. Keluarga yang kacau, akan membuat generasi berikutnya akan cenderung kacau. Tetapi keluarga Musa adalah keluarga yang berbakti kepada Tuhan. Mereka memiliki iman yang kuat, sehingga melahirkan Musa yang juga memiliki iman yang kuat kepada Tuhan.
Musa lahir dalam kondisi yang mencekam. Firaun telah mengeluarkan perintah bahwa anak laki-laki orang Israel harus dibuang ke sungai Nil. Orang tua Musa sangat ketakutan. Memang Musa bukan anak pertama bagi mereka. Sebelumnya sudah ada Miryam dan Harun. Tidak terpikir bagi keluarga ini untuk mencelakai Musa yang baru lahir. Musa sudah disembunyikan selama tiga bulan sejak kelahirannya. Tetapi Musa semakin besar dan tidak bisa disembunyikan lebih lama lagi. Jika mereka ketahuan menyembunyikan bayi laki-laki, bisa jadi seluruh keluarga itu akan dibunuh.
Keluarga ini harus mengambil keputusan. Mereka akhirnya berusaha untuk menyembunyikan Musa dengan cara lain. Orang tua Musa tidak serta merta melempar bayi Musa ke sungai Nil. Mereka membuat sebuah kotak yang bisa mengapung dan air tidak bisa masuk ke dalamnya. Bayi Musa diletakkan di dalam kotak itu. Kotak itu dipersiapkan dengan baik, sehingga bayi dan kotak itu mengapung di atas sungai Nil. Miryam disuruh untuk melihat dan mengawasi adiknya yang sedang terapung-apung di atas sungai Nil itu, dari kejauhan.
Keluarga Musa tidak memiliki maksud untuk benar-benar membuang dan menelantarkan Musa. Di satu sisi mereka ingin tetap menaati peraturan yang diperintahkan oleh Firaun, tetapi di sisi lain mereka juga ingin menyelamatkan Musa dari kematian. Ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi atas Musa. Karena itu, keluarga Musa berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mencelakai bayi Musa itu.
Demikianlah iman orang tua Musa sedang dikerjakan. Mereka tidak tahu akibat yang akan terjadi, tetapi hal itulah yang menurut mereka masih masuk akal untuk dilakukan. Dalam kehidupan kita, seringkali kita juga diperhadapkan dengan keputusan yang perlu diambil serta menyadari semua resiko dan konsekuensinya. Ketika mengambil keputusan, terutama keputusan-keputusan penting, kita perlu menggunakan hikmat yang diberikan oleh Tuhan. Pertimbangan itu berdasarkan doa, firman dan akal sehat kita. Tuhan akan bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan.
Views: 22