Keluaran 12:29
Setelah sekitar empat ratus tiga puluh tahun orang Israel menunggu pembebasan dari perbudakan, maka saat ini bangsa Israel telah siap untuk keluar dari tanah Mesir. Mereka telah siap keluar beberapa waktu yang lalu, tetapi Firaun selalu mencegahnya. Tuhan menghukum Firaun dan orang-orang Mesir, setiap kali mereka mengeraskan hatinya. Mereka terkena tulah demi tulah. Tuhan sudah tahu watak dan karakter Firaun, sehingga Ia berkata kepada Musa bahwa sejak dari awal Firaun tidak mau membebaskan orang Israel, kecuali dipaksa oleh tangan yang kuat.
Saat ini sudah sampai di tulah ke sepuluh. Pada saat inilah bangsa Israel akan terlepas dari perbudakan di Mesir. Tuhan telah memberitahukan mengenai tulah kesepuluh ini, yaitu kematian anak sulung. Tuhan telah menyampaikan ini kepada semua orang di tanah Mesir. Tentu orang-orang yang percaya dengan perkataan Tuhan ini, akan mengikuti perintah Tuhan, supaya terhindar dari tulah itu. Mereka harus menyembelih seekor domba, memoleskan darahnya di ambang pintu dan memakan domba itu di keluarga mereka. Jika malaikat maut lewat dan melihat sudah ada domba yang mati di rumah itu, maka tidak akan ada kematian anak sulung di rumah itu.
Bagi rumah tangga yang tidak melakukan ketetapan Tuhan itu, maka ketika tengah malam Tuhan lewat rumah itu, Tuhan membunuh setiap anak sulung. Kematian adalah hak Tuhan, sampai saat ini. Tuhan bisa mematikan kita kapan saja. Tetapi semua anak sulung dari bangsa Israel, mati di saat yang sama. Kematian yang menimpa anak sulung orang Mesir itu benar-benar terjadi. Kematian ini tidak membedakan status sosial mereka. Dari anak sulung Firaun yang duduk di takhtanya sampai kepada anak sulung orang tawanan, beserta semua anak sulung hewan, semuanya mati.
Semua manusia terancam dengan kematian. Di dalam Ibrani 9:27 dikatakan, “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk satu kali saja dan sesudah itu dihakimi,” Manusia ditetapkan mati satu kali karena sudah berdosa. Upah dosa adalah maud. Di awal, Adam dan Hawa tidak mati. Mereka tidak kenal dengan kematian. Seharusnya mereka hidup selama-lamanya di hadapan Tuhan, karena Tuhan menciptakan mereka kudus dan tanpa dosa. Tetapi mereka lebih memilih untuk mendengar perkataan Iblis dan menentang Tuhan.
Hawa lebih percaya kepada Iblis daripada kepada Tuhan. Adam lebih mengasihi istrinya daripada kepada Tuhan. Adam memang tidak tertipu dan ia tahu bahwa Iblis berbohong. Tetapi Adam tetap memakan buah itu. Kesalahan Adam lebih parah daripada Hawa. Hawa telah tertipu oleh Iblis, tetapi Adam tidak tertipu. Sebaliknya, Adam lebih memilih untuk mengikuti istrinya daripada ikut Tuhan. Sejak saat itulah manusia jatuh ke dalam dosa dan keturunan mereka juga berdosa. Karena itulah, semua manusia ditetapkan untuk mati.
Kematian itu bukan hanya masuk ke dalam kubur. Ada kematian kedua yang mengancam, yaitu kematian rohani, kematian di dalam api neraka. Kematian tidak membedakan status orang. Semua orang akan mengalami kematian. Banyak orang yang tidak mau memikirkan kematian karena merasa masih muda atau merasa hal itu tidak penting.
Views: 25