Keluaran 20:2
Pertanyaan yang sering muncul saat ini: apakah hukum Taurat masih berlaku bagi kita? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus ingat dengan pembagian hukum Taurat, di renungan sebelum seri ini. Ada tiga bagian atau aspek dalam hukum Taurat: moral, seremonial dan sipil. Aspek moral akan tetap berlaku bagi kita hari ini dan akan tetap berlaku sampai akhir zaman. Moralitas berasal dari sifat dan karakter Tuhan sendiri. Hukum ini juga berlaku universal, untuk semua orang di segala waktu.
Di dalam 1 Korintus 9:21 dikatakan, “Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat.” Paulus tetap berada di bawah hukum Kristus, yang sama dengan hukum Tuhan, yaitu hukum moral. Tuhan telah mendefinisikan apa yang baik dan apa yang buruk. Jika hal itu merupakan sifat Tuhan, pasti itu adalah hal yang baik.
Aspek seremonial tidak mengikat lagi bagi kita saat ini. Saat ini kita tidak perlu mempersembahkan korban bakaran, karena sudah digenapi oleh kehadiran Yesus Kristus di dunia ini. Ketika Yohanes Pembaptis berseru-seru di seberang sungai Yordan, lalu menunjuk kepada Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Pada saat Yesus Kristus datang sebagai Domba Allah, maka semua aspek hukum seremonial telah digenapi.
Untuk membedakan aspek moral dengan seremonial, maka kitab Perjanjian Baru akan menjelaskan tentang hal itu. Jika di dalam Perjanjian Baru menyatakan suatu hukum berhenti, maka hukum itu tidak berlaku lagi. Jika Perjanjian Baru tidak menyatakan hukum berhenti, bahkan mengukuhkan hukum itu, maka ia akan tetap berlaku. Hal-hal ini yang biasanya akan dijelaskan oleh Yesus Kristus sendiri dan para rasul-Nya.
Mengenai aspek hukum sipil, hanya berlaku bagi bangsa Yahudi. Bagi kita, hukum ini tidak berlaku bagi kita secara ketat. Kita bukan warga negara Israel dan kita hidup di negara Indonesia, maka hukum sipil ini akan digantikan dengan hukum yang berlaku di negara Indonesia. Gereja juga bukan gambaran Israel, sehingga peraturan sipil dari bangsa Israel tidak serta merta harus diberlakukan di gereja. Kita bisa melihat prinsip-prinsip dari hukum itu dan memberlakukannya jika berdampak positif. Hukum-hukum sipil Israel bisa menjadi contoh bagi negara-negara di dunia ini yang takut dan tunduk kepada Tuhan.
Selanjutnya, ketika kita belajar mengenai hukum Taurat, kita akan lebih mengerti. Jika berkaitan dengan moralitas, maka hukum itu masih berlaku bagi kita sampai saat ini. Bahkan hukum ini bersifat universal, karena ada di dalam hati nurani setiap manusia. Jika berkaitan dengan seremonial, maka hukum itu tidak lagi berlaku bagi kita. Kita tidak perlu melakukan ibadah-ibadah simbolik bangsa Israel. Mengenai hukum sipil, lebih baik kita mengikuti hukum yang disepakati oleh bangsa dan negara kita Indonesia. Hukum sipil di Israel bisa menjadi contoh bagi negara-negara yang tunduk kepada Tuhan.
Views: 30