Terafim (Jelajah PL 130)

Kejadian 31:14-30

Rahel dan Lea sebenarnya tahu tentang perlakuan ayah mereka terhadap Yakub. Ternyata mereka juga dianggap sebagai orang asing oleh ayahnya sendiri. Bagi Laban, semua yang ada pada dia adalah aset yang bisa digunakan untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Anak-anak Laban seperti sudah dianggap sebagai bukan anaknya, karena sudah dijual kepada Yakub sebagai upah. Yakub telah bekerja selama empat belas tahun untuk mendapatkan dua istri. Laban tidak memberikan emas kawin kepada kedua anaknya, bahkan menghabiskan untuk diri sendiri.

Setelah istri Yakub setuju untuk ikut kembali ke tanah Kanaan, maka Yakub segera mempersiapkan diri dan pergi dari situ. Yakub tidak berpamitan dengan Laban, karena dia berpikir pasti Laban tidak setuju dengan keputusan Yakub tersebut. Laban akan mencegah Yakub untuk pergi dari situ. Bahkan Laban bisa saja mengambil semua harta Yakub dengan paksa. Karena itu Yakub memutuskan untuk pergi secara diam-diam. Pada waktu itu sedang musim menggunting bulu domba. Sepertinya Laban tidak ada di rumah, karena sedang berada di peternakan.

Yakub mengajak istri-istri dan anak-anaknya ke atas unta. Yakub juga menggiring seluruh ternak dan semua yang sudah diperolehnya. Semua yang ia dapatkan dari Padan-Aram dibawa ke tanah Kanaan. Rahel bahkan sempat mencuri terafim ayahnya. Terafim adalah semacam patung berhala yang disembah oleh keluarga. Mereka semua melarikan diri dengan semua harta miliknya, menyeberangi sungai Efrat dan berjalan menuju pegunungan Gilead.

Setelah pelarian itu sampai hari ketiga, Laban baru tahu. Setelah mengetahui hal itu, Laban segera membawa sanak saudaranya untuk mengejar Yakub. Tentu Yakub berjalan cukup pelan, karena sambil menggiring kambing domba. Dengan cepat, Laban bisa segera mengejar Yakub. Setelah tujuh hari perjalanan jauhnya, akhirnya Laban dapat menyusul rombongan Yakub di pegunungan Gilead. Pada waktu malam, saat Laban beristirahat, Tuhan datang kepada Laban melalui mimpi.

Laban memang sudah berniat jahat kepada Yakub. Tetapi Tuhan telah mencegahnya. Pada saat Tuhan datang kepada Laban melalui mimpi, Tuhan telah menegur Laban. Tuhan telah memperingatkan Laban supaya tidak berbuat jahat terhadap Yakub. Bahkan mengatai, memaki atau mengancam Yakub juga tidak diperbolehkan. Karena itu, ketika Laban bertemu dengan Yakub secara langsung, Laban tidak berani bertindak apa-apa. Bahkan Laban bersandiwara, dengan mengatakan hal-hal yang baik. Jika Yakub berpamitan kepada Laban, tidak akan mungkin Laban akan mengantar kepergian Yakub dengan sukacita dan nyanyian dengan rebana dan kecapi.

Laban tidak lupa untuk mempertanyakan berhala yang dicuri oleh Rahel, yaitu terafim. Orang sekaya Laban, masih percaya kepada dewa-dewa yang tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan dewa itu bisa dicuri dan saat ini Laban sedang mencarinya. Manusia tidak bisa mengandalkan dewa atau berhala itu, karena berhala itu pun tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Dewa yang bisa dicuri dan dicari, adalah dewa yang tidak memiliki kekuatan apapun.

Semua hal yang dilakukan oleh Laban itu sia-sia. Bahkan sampai hari ini, ada saja orang yang percaya dengan benda mati itu, dalam bentuk patung-patung yang disembah dan dipuja. Pada waktu itu, dewa keluarga bisa digunakan untuk mendapatkan warisan dari keluarga tersebut. Mungkin karena itu, maka Rahel mencurinya. Karena itu, Laban sangat khawatir ketika terafim itu dicuri. Laban tidak ingin hartanya dikuasai atau diwariskan kepada orang lain, termasuk oleh anaknya atau menantunya sendiri.

Views: 33

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top