Menganggap Rendah Perkara Rohani (Jelajah PL 113)

Kejadian 27:18-40

Yakub sudah menipu ayahnya untuk mendapatkan berkat. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Ishak, bahkan Yakub menggunakan nama Tuhan. Di ayat 20 Yakub dengan jelas mengatakan, “Karena Tuhan, Allahmu, membuat aku mencapai tujuanku.” Kita tidak tahu bagaimana perasaa Yakub pada waktu itu, menggunakan nama Tuhan untuk memperkuat alasannya berbohong. Mungkin Yakub berpikir bahwa inilah yang terbaik yang bisa ia lakukan, dalam kondisi terjepit.

Akhirnya Ishak memberkati Yakub. Tuhan membiarkan itu terjadi, karena memang berkat itu untuk Yakub. Bukan berarti bahwa Yakub telah berhasil menipu Tuhan. Yakub memang berhasil menipu Ishak, tetapi bukan berarti telah menipu Tuhan. Dari awal memang Tuhan ingin memberkati Yakub. Tetapi cara yang dilakukan oleh Yakub itu salah. Jangan sampai kita melakukan seperti yang dilakukan oleh Yakub. Lebih baik kita menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan, daripada kita mendapatkan resiko yang tidak pernah kita bayangkan.

Esau sangat kaget, ketika ia pulang dari berburu, mendapati bahwa Yakub telah menipu dia. Ishak lebih kaget lagi, ketika Esau datang dan meminta Ishak untuk makan olahannya. Dua orang itu kebingungan, karena tidak menyadari peristiwa yang sedang terjadi. Mereka baru sadar bahwa telah terjadi penipuan. Ishak kemudian memberitahu kepada Esau bahwa Yakub telah datang kepadanya dengan tipu daya untuk mendapatkan berkat.

Hari ini, tidak ada yang bisa melakukan seperti ini lagi. Tidak ada satupun yang bisa merebut berkat atau hak rohani kita di dalam Yesus Kristus. Bahkan Iblis sekalipun tidak bisa merebut berkat keselamatan itu dari orang percaya, kecuali kita sendiri yang menyerahkan diri untuk melakukan hal itu. Menyadari akan hal itu, Esau meraung-raung.

Ibrani 12:16-17 mengatakan, “Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebeb ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.”

Jika orang-orang menganggap rendah perkara rohani, belum tentu akan ada kesempatan untuk bertobat. Belum tentu ada kesempatan untuk berbalik lagi. Yang sudah terjadi, terlanjur terjadi. Karena itu, jika kita sudah percaya kepada Tuhan, jangan sampai kita meremehkan perkara-perkara rohani. Jangan sampai kita keluar dari kehidupan kerohanian kita. Kita perlu berkomitmen untuk terus hidup di dalam Tuhan sampai kesudahannya.

Esau tidak mendapatkan berkat apa-apa. Dia tidak mendapatkan hak kesulungan. Kehidupannya akan penuh dengan tantangan. Dia dijauhkan dari semua berkat duniawi, bahkan alam pun tidak berpihak kepadanya. Dia akan hidup dari pedang. Seperti yang telah dinubuatkan oleh Tuhan, Esau akan menjadi hamba dari adiknya. Tetapi Esau masih diberi kesempatan. Jika Esau mau bersungguh-sungguh berusaha,  maka ia bisa melemparkan kuk atau kutuk itu dari padanya.

Views: 50

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top