Niat Baik Dengan Cara Tidak Baik (Jelajah PL 112)

Kejadian 27:9-17

Pada waktu Ribka memberi perintah kepada Yakub, sebenarnya Yakub juga sudah berusia lanjut, berusia sekitar enam puluh tahun. Yakub bukan anak kecil, bahkan sudah tidak muda lagi. Pada umur tersebut, mereka masih dituntut untuk mendengarkan dan menaati perintah orang tua. Meskipun sudah dewasa dan tua, mereka tetap menghormati dan menghargai perintah orang tuanya. Ketika kita masih anak-anak, kita harus taat kepada orang tua. Ketika kita sudah dewasa, kita patut menghormati dan menghargai orang tua.

Yakub dari awal sebenarnya tidak memiliki niat untuk menipu ayahnya, tetapi ibunya memaksa dia untuk menipu. Kita juga tidak melihat bahwa Yakub adalah seseorang yang tamak dan serakah. Yang ia inginkan bukanlah kekayaan duniawi, tetapi hal-hal rohani. Hal ini berbeda dengan Esau yang sama sekali tidak tertarik dengan berkat rohani. Ia tidak peduli dengan predikat sebagai nenek moyang Mesias. Yang dipedulikan oleh Esau adalah berkat jasmani dari kesulungan, yaitu mendapatkan warisan dua kali lipat.

Terlihat bahwa Tuhan lebih mengasihi Yakub daripada Esau, karena Tuhan melihat hati dan keinginan Yakub yang lebih mementingkan hal-hal rohani. Di dalam hati Yakub ada iman dan keinginan terhadap hal-hal rohani. Ribka sudah memikirkan rencana untuk menipu Ishak. Yakub diperintahkan untuk mengambil kambing domba dan Ribka akan mengolahnya menjadi makanan yang disukai oleh Ishak.

Ribka melakukan rencana ini dengan cukup nekad dan berani. Yakub tidak memiliki niat untuk melakukan semua itu. Jika tidak ada Ribka, Yakub sepertinya tidak akan mungkin bisa melakukan rencana ini. Ribka sudah terbiasa mendapatkan tantangan. Ribka sudah berani memutuskan untuk mengikuti Ishak dan pergi dari sanak saudaranya. Sepertinya Ribka sudah terbiasa untuk mengambil keputusan-keputusan yang berani dan beresiko. Bahkan Ribka bersedia untuk menanggung kutuk, seandainya rencana itu tidak berhasil.

Dalam hal ini, Alkitab tidak mencela hal yang dilakukan oleh Ribka dan Yakub ini. Meskipun menipu ini adalah hal yang salah, tetapi tidak ada kecaman terhadap perilaku mereka. Yang ada, justru Alkitab mencela Esau yang tidak menghargai hak kesulungan. Sekali lagi, yang dilakukan oleh Ribka dan Yakub ini tidak benar. Tetapi jika dibandingkan, maka kesalahan Esau jauh lebih besar daripada kesalahan Ribka dan Yakub. Tuhan bisa melakukan hal yang lain, untuk menggenapi nubuatan bahwa anak yang lebih muda akan berkuasa. Tuhan sebenarnya juga tidak perlu bantuan dari Ribka maupun Yakub.

Kesalahan Ribka dan Yakub adalah tidak mau menunggu Tuhan bekerja. Dalam hal ini, Daud telah memberi contoh yang baik kepada kita. Daud harus menunggu waktu Tuhan cukup lama, sampai ia bisa menjadi raja atas Israel. Selama penantiannya itu, Daud tidak melakukan apa-apa. Ia tetap berserah kepada Tuhan dan tidak memberontak kepada Saul, meskipun ia memiliki kesempatan dan kekuatan untuk melakukannya. Tuhan yang sudah menjanjikan itu kepada Daud, maka Daud membiarkan Tuhan bekerja sesuai dengan kehendak-Nya. Inilah sikap yang benar, yang harus kita contoh.

Views: 34

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top