Dukacita dan Kematian (Jelajah PL 212)

Kejadian 50:1

Yakub meminta kepada anak-anaknya, supaya ia dikuburkan di tanah Kanaan. Yakub pernah meminta itu kepada Yusuf. Saat itu Yakub meminta di hadapan seluruh anaknya. Setelah Yakub selesai berbicara, selesai menyatakan nubuatan dan memberikan berkat, Yakub kembali pada posisi berbaring dan meninggal dunia. Ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya, bukan hanya sekedar fisik, tetapi Yakub dikumpulkan bersama dengan nenek moyangnya, yang sudah percaya kepada Tuhan dan telah mendapatkan keselamatan.

Di dalam Lukas 16:19-30 dijelaskan mengenai kehidupan setelah kematian. Orang-orang zaman Perjanjian Lama yang sudah meninggal dunia, mereka berkumpul ditempat yang disebut dengan ‘pangkuan Abraham’. Di tempat itu, yang biasa juga disebut syeol atau hades, orang-orang berkumpul. Orang kaya yang dikisahkan itu masuk ke dalam suatu tempat yang terdapat api panas. Sedangkan orang-orang percaya tinggal bersama dengan Abraham. Di tempat itulah Yakub bertemu dengan para leluhurnya.

Setiap manusia akan mati. Kita harus mempersiapkan kematian kita, semasa kita hidup di dunia ini. Waktunya bisa berbeda, tetapi tetap akan mengalami kematian. Memang ada beberapa pengecualian, karena ada orang-orang yang diizinkan tidak mengalami kematian. Tetapi, kita patut mempersiapkan diri menghadapi kematian itu. Jangan sampai kita mengalami kematian kekal. Lebih baik kita hanya mengalami kematian fisik, tetapi pada saatnya nanti dibangkitkan kembali dengan tubuh yang tidak binasa.

Setelah Yakub meninggal, maka Yusuf dan saudara-saudaranya yang lain menangisi kematian Yakub. Hal ini memang terjadi, bahkan di antara orang percaya sekalipun. Kita akan tetap mengalami dukacita, ketika ada orang-orang yang kita kasihi, meninggalkan kita. Sebagai orang percaya, kita tahu bahwa perpisahan itu hanya sementara. Tetapi sebagai manusia, kita akan tetap mengalami kehilangan dan kesedihan. Orang yang sudah percaya Tuhan tidak dilarang untuk menangis atau berduka, tetapi tidak berlarut-larut. Sama seperti Yesus yang menangis, ketika mendengar kabar bahwa Lazarus meninggal (Yoh 11). Padahal Yesus tahu, beberapa hari kemudian ia membangkitkan Lazarus itu.

Kematian atau maut itu memang masih memiliki sengat yang menyakitkan. Tetapi suatu saat, maut itu tidak akan memiliki kuasa lagi. Di dalam 1 Kor 15:54-55 dikatakan, “Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?”

Di dalam Wahyu 21:4 dikatakan, “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” Kematian sudah menjadi bagian yang melekat dengan dunia ini. Suatu saat nanti, akan ada dunia tanpa kematian dan ratap tangis. Itulah janji Tuhan kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya.

Views: 36

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top