Kematian Yakub (Jelajah PL 211)

Kejadian 49:29-33

Yakub sudah berumur seratus empat puluh tujuh tahun. Ia sudah mengalami banyak hal dalam hidupnya. Dia mungkin banyak mengalami dukacita dalam pengembaraannya di dunia. Tetapi Yakub patut bersukacita, karena bisa merasakan penyertaan Tuhan yang dahsyat. Apalagi Yakub adalah seorang yang percaya kepada Tuhan. Yakub telah bersaksi bahwa hidupnya dipimpin oleh Tuhan. Ketika dia berada di hari menjelang mati, tidak ada penyesalan dalam hidupnya. Dia hanya menantikan saat kematiannya dengan tenang. Ia meminta supaya dikuburkan bersama dengan nenek moyangnya.

Ketika ia mati, memang Yakub dikumpulkan dengan kaum leluhurnya. Bukan sekedar dikuburkan di tanah yang sama, tetapi benar-benar berkumpul dengan kaum leluhurnya di dalam kehidupan setelah kematian. Sebelum mati, memang Yakub berpesan kepada anak-anaknya, supaya dikuburkan di tempat yang sudah ia pilih sebelumnya. Yakub tidak terpengaruh dengan kebiasaan Mesir yang sudah bisa mengawetkan mayat. Bahkan sampai hari ini kita masih bisa mendapati mayat-mayat orang yang terhormat di Mesir, mereka diawetkan.

Meskipun Yakub telah tinggal di Mesir, tetapi hatinya tetap berada di Kanaan. Yakub menjadi seorang pengembara sejati, meskipun telah berada di tempat-tempat lain, tetapi hatinya tetap pada tanah Kanaan. Hal ini menggambarkan bahwa kita seharusnya pun demikian. Sebagai orang percaya, kita harus sadar bahwa kita tidak dari dunia ini. Dunia ini penuh dengan pengaruh yang buruk. Seharusnya kita tidak terpengaruh dengan dunia ini, tetapi memiliki pengharapan untuk kembali kepada Tuhan dalam kemuliaan yang kekal.

Mari kita melihat hidup kita, jangan sampai kita menjadi orang Kristen karena keturunan, bukan karena pertobatan. Orang yang lahir di keluarga Kristen, juga perlu mengalami pertobatan. Mereka perlu menyadari bahwa mereka bukan dari dunia ini, tetapi dari Tuhan. Kerinduannya harus mengarah kepada Tuhan, bukan kepada dunia ini. Bagi orang Kristen yang sudah sungguh-sungguh bertobat, maka ia akan menyadari bahwa ia adalah warga kerajaan Surga. Yakub bukan orang Mesir, ia hanya menumpang di Mesir. Ketika ia mati, ia berpikir tentang Kanaan.

Sebagai orang percaya, kita juga harus berpikir tentang Surga, tentang dunia yang akan datang. Jangan sampai perhatian kita terpaku dan terfokus pada dunia yang sementara ini. Dunia ini akan berlalu dan semua yang ada di muka bumi ini akan lenyap. Dunia ini akan binasa. Jika kita terlalu mencurahkan perhatian, waktu dan tenaga kita hanya untuk dunia ini, maka kita akan mengalami kekecewaan. Semua hal yang sudah kita kumpulkan di dunia, akan hilang dalam sekejap, padahal semua itu dikumpulkan bertahun-tahun.

Yakub tidak terpengaruh dengan Mesir. Ia mau kembali ke tanah Kanaan. Itu adalah tanah yang dijanjikan dan diberikan kepada Yakub dan keturunannya. Itu juga tanah yang dijanjikan oleh Tuhan kepada Abraham kakeknya dan kepada Ishak ayahnya. Menariknya, Yusuf memilih untuk dikuburkan di dekat Lea, bukan di dekat Rahel. Di akhir hidupnya, kehidupan rohani Lea lebih meningkat dari pada Rahel.

Views: 27

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top