Kejadian 8:1-5
Air bah yang sudah disampaikan oleh Tuhan sebelumnya, benar-benar terjadi. Sebelumnya telah dibahas bahwa manusia dalam kondisi yang sangat jahat, karena dosa telah mencemari semua manusia yang ada di dunia. Manusia hanya mengerjakan kejahatan saja. Bahkan terjadi perkawinan silang, yang terjadi antara anak-anak perempuan manusia dengan malaikat cabul. Selama empat puluh hari empat puluh malam, turun hujan yang sangat deras. Semua mata air terbuka, sehingga air bah itu menutupi bumi selama seratus lima puluh hari.
Setelah lewat seratus lima puluh hari, Tuhan mengingat Nuh dan semua yang bersama-sama dengan dia. Tuhan mengingat Nuh, bukan berarti Tuhan telah lupa terhadap dia. Tetapi kalimat ini menggambarkan bahwa Tuhan secara aktif telah bertindak bagi Nuh. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa Tuhan memberi jaminan atas hidup orang percaya. Dalam keadaan apapun, Tuhan akan selalu mengingat kita dan beserta dengan kita. Tuhan juga akan bertindak bagi kita. Seringkali manusialah yang lupa kepada Tuhan.
Akan terjadi perbedaan keadaan antara sebelum peristiwa air bah dengan peristiwa sesudah air bah. Sebelum air bah, keadaan dunia sangat tenang. Belum ada hujan yang turun ke bumi. Karena ada lapisan air di angkasa, maka iklim di bumi juga akan berbeda sangat jauh. Belum ada musim, karena musim mulai muncul setelah air bah. Sebelum air bah, suhu di muka bumi cukup stabil dan merata. Jika suhu stabil, tidak akan banyak terjadi angin yang bergerak cepat. Jika tidak ada angin, maka tidak akan muncul ombak di perairan.
Hal ini sangat berbeda sekali dengan keadaan setelah air bah. Bahkan mungkin, saat air bah itu terjadi, ada perbedaan suhu di sana sini, sehingga kondisi air bah juga penuh dengan angin yang berhembus hebat ke sana ke mari. Tuhan memang membuat angin berhembus melalui bumi, sehingga air bah itu mulai turun. Tetapi angin itu pasti mengakibatkan bahtera terombang-ambing, sehingga Nuh dan keluarga seperti tidak ada harapan yang pasti, untuk melanjutkan kehidupan mereka.
Tuhan menutup mata air samudera raya dan tingkap-tingkap di langit. Setelah itu berhentilah hujan. Air bah semakin surut dari muka bumi. Air itu berkurang sesudah seratus lima puluh hari. Di bulan ke tujuh, pada hari yang ke tujuh belas bulan itu, bahtera Nuh terkandas di pegunungan Ararat. Air bah itu terus surut secara perlahan. Sampai bulan yang ke sepuluh, air itu semakin berkurang, sehingga nampaklah puncak-puncak gunung.
Pegunungan Ararat saat ini berada di dekat daerah Turki. Berbagai ekspedisi dan penelitian pernah dilakukan di pegunungan Ararat ini, tetapi tidak bisa mendapatkan bukti yang jelas, karena berbagai macam kendala yang dihadapi. Bagi kita, kita tidak perlu sampai menemukan jejak bahtera Nuh itu, untuk percaya tentang kisah ini. Apa yang tercatat di dalam Alkitab adalah kisah yang diilhamkan oleh Tuhan untuk kita yakini.
Views: 26