3 Yohanes 1:1
Yohanes pada waktu itu melayani di pusat kekristenan, yang berpindah dari Yerusalem ke Antiokhia, setelah itu ke Efesus. Policarpus dan Irenius juga menuliskan bahwa Yohanes melayani di kota Efesus, sampai dibuang ke pulau Patmos. Diperkirakan surat ini ditulis dari kota Efesus. Injil Yohanes ditulis sekitar tahun 80-an Masehi, sedangkan surat-surat ini ditulis sekitar tahun 90-an Masehi. Sekitar tahun 95 Masehi, Yohanes ditangkap dan dibuang ke pulau Patmos. Di pulau itulah Yohanes menulis kitab Wahyu. Dia mendapatkan pewahyuan terakhir, sebagai rasul yang terakhir hidup di dunia ini.
Surat 1 dan 2 Yohanes ditujukan untuk melawan pengajaran sesat yang banyak bermunculan pada waktu itu. Menurut catatan sejarah, ada seseorang yang bernama Serintus yang telah mengajarkan kesesatan. Dia berasal dari kelompok Gnostik. Di berbagai tempat, kekristenan mendapatkan masalah dalam hal pengajaran, yang berasal dari kekristenan itu sendiri. Terdapat banyak sekali pengajaran yang menyimpang, dari kalangan Kristen sendiri.
Pada saat rasul masih hidup saja sudah ada pengajaran yang menyimpang, apalagi pada saat ini, setelah ribuan tahun tidak ada para rasul. Karena itulah, sebagai orang Kristen, kita perlu sangat berhati-hati. Di dalam suratnya yang kedua, Yohanes telah memberikan peringatan kepada orang percaya untuk waspada. Jangan sampai orang Kristen kehilangan dengan semua yang telah dikerjakan oleh para rasul.
Gnostik mengajarkan bahwa Yesus tidak datang dalam daging. Yesus hanya disebut sebagai bayangan saja. Yohanes memberi nasihat supaya orang Kristen menguji roh (pengajaran) dengan mendasarkannya pada pengajaran para rasul. Para rasul mengajarkan bahwa setiap roh yang tidak mengakui Yesus Kristus datang dalam daging, itu tidak berasal dari Tuhan. Gnostik mengajarkan bahwa Yesus itu Tuhan, tetapi tidak memiliki tubuh. Pengajaran seperti itu saja sudah dianggap oleh rasul sebagai kesesatan dan berbahaya.
Dalam pengajaran rasul, Yesus adalah Tuhan yang datang dalam daging, menjadi manusia seutuhnya. Dia juga Tuhan seutuhnya. Dilihat dari sisi Tuhan, Dia adalah Tuhan seutuhnya. Dilihat dari sisi manusia, Dia adalah manusia seutuhnya. Yesus tidak pernah meninggalkan sifat ilahi-Nya. Dia hanya meninggalkan posisi dan kemuliaan surgawi. Karena itu, Yesus tetap Tuhan yang seutuhnya. Saat ini, tergantung pada kita mau melihat Yesus dari sisi mana. Ini bisa digambarkan seperti koin yang memiliki dua sisi. Ketika kita melihat sisi yang satu, maka sisi yang lain tidak kelihatan.
Pengajaran yang menolak tentang kemanusiaan Yesus Kristus, adalah sesat menurut para rasul. Jika Yesus datang tidak mengenakan tubuh manusia, maka Dia tidak akan bisa dihukum dengan cara salib atau dibunuh. Artinya, kita sebagai manusia tidak memilik jalan menuju keselamatan kekal. Karena itu, para rasul memberi kesaksian dan kita harus mengakui bahwa Yesus Kristus datang sebagai manusia, yang memiliki tubuh dan darah seperti kita.
Views: 16