Warisan Pengajaran Tertulis (Jelajah PB 992)

2 Petrus 1:14-15

Kemah adalah rumah sementara, karena itu tidak perlu dipermanenkan. Kita tidak perlu terlalu fokus pada kemah yang sementara, supaya kita tidak lupa dengan rumah yang sebenarnya, yaitu Surga yang kekal. Di kemah yang sementara ini, kita melakukan yang sepantasnya saja. Kita tidak perlu memoles sedemikian rupa, entah itu tubuh kita atau rumah kita. Semuanya itu hanyalah sementara. Yang paling penting, semua bisa difungsikan dengan baik selama kita ada di dunia ini. Semua bisa dimanfaatkan dengan baik untuk kemuliaan Tuhan serta untuk menopang pelayanan dan penginjilan di dunia ini.

Rasul Petrus tahu bahwa tidak lama lagi ia akan meninggalkan tubuhnya yang fana, yang ia gambarkan seperti kemah itu. Kematian Petrus sudah diberitahukan oleh Yesus Kristus. Petrus juga menyebut Yesus Kristus sebagai Tuhan. Siapapun yang sudah mendapatkan kepastian masuk Surga, maka berita yang disampaikan oleh Petrus seharusnya merupakan berita yang menggembirakan. Kita tidak mungkin berkemah terus menerus. Kita memiliki rumah yang kekal, yang siap untuk kita, selama-lamanya. Jika kita belum mendapatkan kepastian masuk surga, tentu kita harus segera mendapatkan kepastian tersebut. Sangat rugi jika kita tidak menggunakan kesempatan ini dengan baik.

Untuk bisa menggunakan kesempatan itu dengan baik, kita harus bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Bertobat artinya mengaku diri sebagai orang berdosa dan menyesali dosa kita. Percaya kepada Yesus Kristus artinya percaya bahwa Dia sudah menanggung dosa kita di kayu salib. Yesus sudah menggantikan kita dihukum di salib dan kini saatnya kita menggantikan Yesus untuk hidup. Karena itu, hidup kita harus selaras dengan firman Yesus Kristus. Kita harus hidup berkenan di hadapan Tuhan serta mengerjakan keselamatan dengan sungguh-sungguh. Iman yang benar kepada Yesus Kristus akan diikuti dengan perbuatan baik dan menyenangkan.

Surat ini merupakan pengajaran yang bersifat tertulis. Seandainya Petrus meninggal, maka pengajaran ini tetap tersimpan dengan baik dan bisa diteruskan ke generasi berikutnya. Sebagai bukti, surat Petrus ini bisa kita baca sampai saat ini, sehingga pengajaran yang disampaikan oleh rasul Petrus tidak hilang begitu saja. Seandainya Petrus hanya memberi pengajaran secara lisan, maka pengajaran itu bisa hilang atau bisa juga ditambahkan, sehingga tidak murni lagi.

Renungan ini juga memiliki tujuan seperti itu. Selain Alkitab, maka renungan ini diharapkan bisa memperjelas atau mempermudah apa yang disampaikan di dalam Alkitab, dengan menggunakan bahasa masa kini. Penulis renungan ini berusaha semaksimal mungkin untuk membuat renungan dengan obyektif, sesuai dengan Alkitab dan kaidah hermeneutik yang tepat. Jika penulis renungan ini sudah tidak ada di dunia ini, maka renungan ini masih tetap bisa dibaca oleh banyak orang. Renungan ini bisa menjadi warisan pengajaran serta warisan iman bagi generasi berikutnya.

Renungan ini juga akan dikembangkan bukan hanya dalam bentuk tulisan, tetapi juga dalam bentuk lain (seperti audio visual), mengikuti perkembangan yang ada. Teknologi yang ada sekarang ini perlu dimanfaatkan dengan baik, supaya tidak hanya dimanfaatkan untuk kepentingan duniawi. Sebagai orang percaya, kita perlu mengimbangi hal-hal yang duniawi dengan hal-hal yang rohani. Dengan cara demikian, kita mengharapkan bahwa berita Injil bisa disampaikan kepada semua kalangan di setiap generasi.

Views: 31

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top