Warisan Nenek Moyang (Jelajah PB 973)

1 Petrus 1:18-25

Kita harus tahu dan sadar bahwa kita telah ditebus dari cara hidup yang sia-sia. Hidup sia-sia itu telah diwariskan oleh nenek moyang. Salah satu yang diwariskan oleh nenek moyang kita adalah adat istiadat. Orang Yahudi juga mewarisi adat istiadat dari Yudaisme, pengajaran hukum Taurat yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga menjadi kebiasaan yang mengikat keturunan Yahudi. Kita mungkin juga mewarisi adat istiadat nenek moyang, yang susah untuk tidak kita lakukan, karena telah mengikat dan membelenggu kita sejak masih kecil. Setiap suku bangsa di dunia ini memiliki adat istiadat masing-masing. Perlu kita akui, jika kita teliti dengan baik-baik, sebagian besar adat istiadat itu tercemari oleh Iblis. Iblis seringkali memasukkan konsepnya ke dalam adat istiadat atau kebiasaan orang turun-temurun, seperti perhitungan hari-hari baik atau minta doa kepada arwah leluhur.

Memang ada juga warisan-warisan yang baik yang diberikan kepada kita, seperti tanah atau rumah, atau kebiasaan-kebiasaan baik seperti kesopanan, memberi hormat kepada orang tua, menghargai lingkungan sekitar, dll. Tetapi kita tetap perlu waspada, membandingkan segala sesuatu dengan kebenaran firman Tuhan. Jika kebiasaan itu baik dan tidak bertentangan dengan firman Tuhan, maka kita tetapi bisa melakukannya. Semua yang bertentangan dengan firman Tuhan harus dibereskan, ditinggalkan. Kita ditebus dari cara hidup yang sia-sia, yang diwariskan oleh nenek moyang itu, bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan emas dan perak, tetapi dengan darah yang mahal.

Darah Kristus, darah tanpa dosa adalah darah yang kudus dan sangat mahal. Darah Kristus itu yang di dalam Perjanjian Lama disimbolkan seperti darah anak domba yang tidak bernoda dan tidak bercacat. Di dalam Perjanjian Lama, sejak Tuhan berjanji akan mengirimkan Juruselamat, manusia diberi perintah untuk melakukan ibadah simbolik dengan cara menyembelih domba. Pada saat ini, ketika kita masuk ke dalam ibadah hakikat, maka kita tidak perlu melakukan ibadah dengan simbol, karena yang disimbolkan sudah datang. Yesus Kristus telah menyelesaikan misi penyelamatan, sehingga yang kita perlukan saat ini adalah percaya kepada-Nya dengan sungguh-sungguh.

Yesus Kristus telah dipilih sebelum dunia dijadikan. Setelah itu Ia akan menyatakan diri-Nya pada zaman akhir. Ketika kita bertobat dan percaya kepada-Nya, maka kita berada di dalam Yesus Kristus. Pada waktu kita ada di dalam Yesus Kristus, kita masuk dalam pemilihan itu. Oleh karena Yesus Kristus, maka kita bisa mengenal Bapa di Surga. Oleh karena Yesus Kristus, maka kita memiliki pengharapan yang tertuju kepada Tuhan. Kita diharapkan untuk terus menyucikan karakter kita dengan cara melakukan ketaatan kepada kebenaran. Dengan demikian kita dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas. Karena itu, hendaklah kita dengan bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hati.

Kita seharusnya telah dilahirkan kembali dari benih yang tidak fana, yaitu oleh firman Tuhan , yang hidup dan yang kekal. Petrus mengutip Yesaya 40, yang mengatakan bahwa semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput. Rumput menjadi kering, bunga juga akan gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya. Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kita. Kehidupan sementara di dunia ini bukanlah sesuatu yang patut kita banggakan.

Views: 23

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top