Tunduk Kepada Suami (Jelajah PB 978)

1 Petrus 3:1-6

Petrus berbicara kepada para istri supaya tunduk kepada suaminya. Petrus sendiri memiliki istri. Dia tercatat memiliki mertua yang pernah sakit dan disembuhkan oleh Tuhan Yesus. Firman yang disampaikan ini selaras dengan Efesus 5:22. Bukan berarti bahwa Tuhan sedang membedakan pihak perempuan, tetapi sebenarnya Tuhan sangat mengasihi para perempuan. Karena itu Tuhan memberi perintah kepada para suami untuk mengasihi istri. Jika Tuhan sudah perintahkan orang mengasihi kita, berarti kita adalah orang yang istimewa di mata Tuhan.

Tujuan istri diperintahkan tunduk kepada suami, salah satunya jika ada suami yang tidak taat kepada firman, maka suami itu tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan istrinya. Kelakuan atau perilaku seorang istri menjadi kesaksian bagi suaminya. Suami bisa melihat kesalehan dari hidup istrinya. Diharapkan suami tersebut tertarik untuk mendengar Injil dan diselamatkan oleh Injil tersebut. Hendaklah para perempuan memperhatikan hal ini, karena sangat penting. Terutama di akhir zaman ini, Iblis bekerja sedemikian rupa, menghasut para perempuan untuk menjadi perempuan yang membangkang atau melawan suaminya.

Sebenarnya perempuan juga memiliki tugas untuk menjaga moral. Jika penjaga moralnya kacau, kita tidak bisa bayangkan keadaan moral di muka bumi ini. Tuhan memang menciptakan berbeda, antara laki-laki dengan perempuan. Laki-laki lebih cenderung menyerang, sedangkan perempuan lebih cenderung bertahan. Jika kedua-duanya bertahan, maka dunia ini akan punah. Jika dua-duanya menyerang, maka dunia ini akan sangat kacau. Tuhan menginginkan perempuan yang sudah dilahirkan kembali, memiliki sikap yang berbeda dengan menjaga moralnya lebih baik.

Perhiasan perempuan yang sudah bertobat bukan lagi perhiasan lahiriah. Dunia membuat perempuan tidak lagi bertahan, tetapi justru menunjukkan hal-hal yang sebenarnya tidak boleh ditunjukkan. Sebenarnya sulit untuk menentukan jenis pakaian atau perhiasan yang dianggap berlebihan. Yang paling penting adalah menggunakan pakaian atau perhiasan dengan sepantasnya. Di setiap tempat, tingkat kepantasan bisa berbeda-beda, tetapi kita bisa menggunakan kepantasan secara umum. Inti yang ingin disampaikan oleh Petrus adalah bahwa orang Kristen tidak menonjolkan atau menunjukkan harapannya pada perhiasan fisik.

Perhiasan yang berkenan kepada Tuhan adalah batiniah yang tersembunyi, perhiasan yang tidak binasa, yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Tuhan. Yang lebih diutamakan adalah karakter yang baik, yang terbangun dari dalam diri perempuan itu. Perempuan yang baik adalah yang menaruh pengharapan kepada Tuhan, bukan menaruh pengharapan kepada kecantikan fisik.

Orang yang menaruh pengharapan pada kecantikan fisik, ia akan bingung dengan dirinya sendiri, karena kecantikan fisik itu lama kelamaan akan pudar. Selalu merasa kurang cantik, sehingga perlu lebih banyak perhiasan atau aksesoris yang lain. Ketertundukan perempuan ini pernah dilakukan oleh Sara, yang sangat taat kepada Abraham dan bahkan menyebutnya sebagai tuan. Kita juga keturunan Abraham dan Sara, sehingga kita perlu meneladaninya.

Views: 23

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top