Menjadi Saksi Hidup (Jelajah PB 979)

1 Petrus 3:7-12

Suami di dalam Tuhan seharusnya hidup bijaksana dengan istri. Suami jangan sampai berbuat sesuatu yang tidak menyenangkan istrinya. Jangan mentang-mentang karena istri dalam posisi lemah, sehingga suami bisa bertindak seenaknya. Suami harus mengasihi istri. Istri juga harus dihormati sebagai teman pewaris kasih karunia dari Tuhan. Istri adalah teman sepelayanan, karena ia juga bisa melayani di banyak bagian lain dalam pelayanan jemaat. Dengan demikian, maka doa suaminya tidak terhalang. Tuhan tidak senang dengan doa dari suami yang suka memperdaya istri. Perempuan harus dikasihi, sama seperti Kristus mengasihi jemaat.

Di dalam sebuah jemaat lokal, kita diajarkan untuk seia sekata. Bukan hanya itu saja, tetapi kita juga dituntut untuk satu perasaan, mengasihi sesama saudara dalam Tuhan, hidup sebagai penyayang dan memiliki kerendahan hati. Jika ini terjadi dalam satu jemaat, maka jemaat itu akan merasakan indah di dalam Tuhan. Jemaat akan merasakan hidup yang harmonis di dalam Tuhan, saling melayani dan melengkapi satu dengan yang lain. Tuhan juga pasti senang dengan anak-anak-Nya yang hidup rukun bersama, dalam sebuah persekutuan.

Kita tidak diperbolehkan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan. Jika itu terjadi, maka kehidupan di dunia ini akan semakin jahat, karena terjadi saling balas dendam. Kejahatan itu akan terjadi terus menerus, tidak berakhir. Bahkan kejahatan akan semakin merajalela. Jika dibalas dengan kejahatan, maka pembalasan biasanya akan lebih jahat dari sebelumnya. Kita juga tidak diperbolehkan untuk membalas caci maki dengan caci maki. Justru Tuhan menginginkan kita untuk melakukan yang sebaliknya. Kita diperintahkan untuk saling memberkati. Karena untuk itulah kita dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Saling memberkati bukan berarti saling menumpangkan tangan. Ketika orang mencacimaki kita, seharusnya kita tidak membalas dengan caci maki, tetapi justru mendoakan atau memberikan kata-kata yang positif, bukan mengancam atau mendoakan kejatuhannya.

Sebagai jemaat, kita dipisahkan dari dunia ini serta mendapat perintah untuk menjadi saksi. Kita tidak pindah ke dunia lain, tetapi membentuk satu kelompok atau komunitas orang percaya. Kita tetap ada di dunia yang sama, tetapi apa yang kita lakukan seharusnya berbeda dengan kebanyakan orang yang hidup di dunia ini. Kita seharusnya menjadi contoh yang baik. Kita seharusnya memberi pengaruh yang baik bagi orang-orang yang ada di sekitar kita. Hidup sesuai dengan perintah Tuhan akan sangat berbeda dengan perilaku hidup orang-orang lain di dunia ini. Untuk itulah kita dipanggil oleh Tuhan. Menjadi berkat juga bukan soal materi. Menjadi berkat artinya mendatangkan kebaikan bagi dunia ini. Dengan kehadiran kita, seharusnya lingkungan kita menjadi lebih tenteram dan situasi lebih nyaman.

Jika mau hidup baik, maka kita harus menjaga lidah dan perkataan kita. Kita juga harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik. Apa yang kita tabur, itu juga yang akan kita tuai. Kita juga harus menjadi pembawa damai. Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar dan telinga Tuhan mendengar permohonan dari orang-orang benar yang meminta tolong kepada-Nya. Tuhan sendiri akan menentang orang-orang yang berbuat jahat. Inilah nasihat Petrus, supaya kita menjadi anggota jemaat yang baik, yang mau bersaksi di bumi ini dengan melakukan perintah Tuhan secara baik dan sungguh-sungguh.

Views: 20

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top