1 Petrus 3:17-22
Lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu memang dikehendaki oleh Tuhan. Paling baik memang tidak perlu menderita. Tetapi seandainya Tuhan mengizinkan penderitaan itu terjadi atas kita, maka lebih baik karena perbuatan baik kita, bukan karena perbuatan jahat atau karena pelanggaran kita. Lebih baik kita mendapatkan pujian dari Tuhan daripada mendapatkan hukuman karena pelanggaran yang telah kita buat. Jika kita menderita karena berbuat baik atau karena kebenaran, maka kita sedang memiutangi Tuhan (Amsal 19:17).
Yesus Kristus telah mati sekali saja, untuk menanggung segala dosa kita, termasuk dosa semua manusia, dari Adam sampai manusia yang terakhir lahir di muka bumi ini. Sejak kita bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus, kita mengaku bahwa Dia menggantikan kita dihukum dan sekarang kita harus menggantikan Dia hidup, maka semua dosa kita terpaku di atas kayu salib. Semua dosa telah ditanggung di kayu salib, dosa yang dulu, yang sekarang bahkan dosa yang mungkin akan kita lakukan di hari-hari kemudian. Dosa kita ditanggung keseluruhan oleh Yesus Kristus, semuanya dan lunas, bukan bertahap.
Yesus Kristus yang benar itu, dihukumkan untuk orang-orang yang tidak benar. Hal itu dilakukan supaya kita dibawa kepada Bapa di Surga. Yesus Kristus telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia. Yesus Kristus tidak mati sebagai Tuhan, tetapi sebagai manusia. Setelah itu Ia dibangkitkan menurut Roh. Di dalam Roh itu juga, Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang ada di dalam penjara. Dalam bahasa aslinya “memberitakan Injil” ini lebih tepat jika diterjemahkan “memproklamirkan” atau memberi pengumuman. Yesus memberi tahu kepada roh-roh yang dulu, pada zaman Nuh, mereka tidak mau taat kepada Tuhan. Nuh membangun bahtera dan memberitakan Injil kepada orang-orang sezamannya kurang lebih selama seratus tahun. Selama itu, Roh Kristus ada di dalam Nuh untuk mewartakan bahwa Tuhan akan menghukum dunia. Tetapi mereka tidak mau bertobat serta percaya kepada apa yang telah disampaikan oleh Nuh.
Akhirnya hanya delapan orang yang diselamatkan dari air bah pada waktu zaman Nuh itu. Saat Petrus menulis surat ini, maka orang-orang percaya diselamatkan karena percaya, dengan tanda atau kiasan baptisan. Orang yang dibaptis adalah orang yang bertobat. Orang yang bertobat adalah orang yang sadar akan dosanya, sehingga ia memiliki keputusan untuk kembali kepada Tuhan serta percaya sepenuhnya kepada-Nya. Orang yang percaya inilah yang kemudian disebut sebagai orang yang mengalami kelahiran kembali.
Ayat ini tidak bisa dipakai sebagai landasan untuk memberitakan Injil kepada orang yang sudah meninggal. Di dalam bahasa aslinya sendiri, tidak ada kata Injil. Rasul Petrus ingin menyatakan bahwa Injil sudah diberitakan, bahkan sejak zaman Nuh. Berbagai hal telah disampaikan, termasuk hukuman yang akan menimpa mereka yang tidak percaya kepada berita tersebut. Pada saat Yesus berada di alam maut, Ia memberi pengumuman kepada mereka bahwa apa yang pernah disampaikan oleh Nuh itu benar.
Views: 30