Imamat Yang Rajani (Jelajah PB 975)

1 Petrus 2:8-10

Iblis telah menghasut banyak orang untuk tidak menyukai Yesus Kristus. Iblis memakai segala cara dengan tipu muslihat, untuk mempengaruhi manusia, sehingga membenci Yesus. Orang-orang tersandung pada Yesus Kristus, karena mereka tidak taat kepada firman Tuhan. Orang yang tidak taat kepada firman ini akan menutup pikiran serta hati nuraninya, sehingga yang ada di dalam hatinya hanya kejahatan semata-mata. Seringkali kita tidak bisa habis pikir, ada saja orang-orang yang memiliki niat serta perilaku yang jahat, kepada orang-orang baik. Sebagai manusia, Yesus telah melakukan kebaikan dan menolong banyak orang. Tetapi ada saja orang-orang yang benci kepada-Nya dan membuat Ia sama seperti penjahat besar, yang akhirnya disalibkan.

Penerima surat Petrus ini disebut sebagai bangsa yang terpilih. Petrus menyamakan orang-orang percaya seperti bangsa Yahudi yang pada saat itu dipilih menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran. Pada waktu itu bangsa Yahudi diberi tugas untuk menjaga ibadah simbolik, dari masa sejak hukum Taurat diturunkan sampai Yohanes Pembaptis tampil (Lukas 16:16). Setelah Yohanes Pembaptis sampai hari pengangkatan, setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, yang tergabung di dalam jemaat, inilah yang disebut sebagai bangsa yang terpilih.

Orang percaya juga disebut sebagai imamat yang rajani. Kita sudah diberi jabatan imam, masih diberi jabatan raja. Gereja hari ini tidak ada jabatan imam, karena setiap orang percaya adalah imam, yaitu imam bagi diri sendiri dan bagi orang lain yang belum percaya kepada Yesus Kristus. Pekerjaan kita seharusnya adalah mendamaikan orang yang belum percaya kepada Tuhan, dengan cara mengabarkan berita Injil, supaya orang-orang tersebut bertobat dan akhirnya percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Kita menjadi perantara antara orang yang belum percaya dengan Tuhan. Jika tidak ada jabatan imam di gereja, seharusnya juga tidak ada praktik keimamatan di gereja. Semua praktik keimamatan di gereja harus dihapus, karena bertentangan dengan Alkitab.

Orang-orang percaya yang berkumpul dalam satu jemaat dilihat sebagai bangsa yang kudus, umat kepunyaan Tuhan. Kita memiliki tugas untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Tuhan, yang telah memanggil kita keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. Perbuatan besar dari Tuhan ini tidak berbicara tentang mujizat atau hal-hal supranatural lainnya. Perbuatan besar dari Yesus Kristus adalah datang ke dunia untuk melenyapkan dosa. Dia datang untuk menjadi Anak Domba yang dikorbankan di atas mezbah, di kayu salib. Oleh Dialah, kuasa dosa dilenyapkan. Paulus di dalam 1 Korintus 15:55-56 bertanya, “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu? Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.” Yesus Kristus telah menyelesaikan tuntutan dosa atas manusia.

Kita sebenarnya bukan bangsa yang dipilih. Bangsa yang dipilih di awal adalah bangsa Yahudi, untuk menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran, untuk memberitakan kebenaran Tuhan kepada bangsa-bangsa lain bukan Yahudi. Tetapi selanjutnya, tugas bangsa Yahudi selesai sampai Yohanes Pembaptis muncul. Sekarang tugas itu dialihkan kepada jemaat. Barangsiapa bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus, seharusnya ia bergabung dalam satu jemaat, masuk menjadi warga bangsa yang terpilih. Kita bertugas untuk memberitakan pekerjaan-Nya yang besar. Dahulu kita bukan orang pilihan, tetapi sekarang kita menjadi orang pilihan.

Views: 20

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top