Yakobus 4:11-17
Ketika kita hidup bermasyarakat, terlebih hidup berjemaat, jangan sampai kita saling memfitnah. Setiap orang nanti akan menghadap Tuhan untuk dihakimi. Setiap kata yang keluar dari mulut kita, harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Karena itu, seharusnya kita tidak mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran. Kita tidak boleh sembarangan menghakimi orang lain. Sebenarnya Tuhan sudah memberikan cara menghakimi yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita diperbolehkan untuk menghakimi, sesuai dengan aturan yang diberikan kepada jemaat.
Di dalam 1 Korintus 6:1-3 dijelaskan bahwa satu pribadi dengan pribadi lain tidak diperbolehkan untuk menghakimi. Tuhan memberikan kewenangan penghakiman antar pribadi kepada pemerintah. Karena itulah maka pemerintah diberi kewenangan untuk menyandang pedang. Jika ada orang yang bersalah kepada kita, kita tidak bisa langsung membalas atau menghakiminya secara pribadi. Kita harus melaporkannya kepada pemerintah, dalam hal ini kepada pihak kepolisian. Jika diperlukan, maka perkara itu dibawa ke pengadilan untuk mendapatkan proses penghakiman. Penghakiman akan berjalan dengan baik jika negara tersebut sudah tertata dengan rapi dan menjunjung tinggi kebebasan serta keadilan.
Berbeda jika persoalan itu terjadi di dalam jemaat, alangkah baiknya jika bisa diselesaikan di dalam jemaat tersebut, tanpa perlu peran dari pemerintah atau orang luar. Prosedurnya sesuai dengan Matius 18. Jika kita mengetahui ada saudara seiman kita dalam satu jemaat berbuat dosa, maka kita bisa menegurnya secara pribadi. Jika orang tersebut menyesal, maka persoalan sudah selesai. Tetapi jika saudara tersebut menyangkal, maka kita perlu membawa saksi. Jika dia mengakui, maka selesailah persoalan itu. Jika ia tetap menyangkal, maka perlu disampaikan kepada jemaat. Jika persoalan selesai, maka jemaat bisa mengampuninya. Tetapi jika ia tetap menyangkal, padahal semua bukti dan saksi sudah benar, maka orang tersebut mendapatkan disiplin gereja. Di Perjanjian Baru, orang tersebut dikucilkan atau tidak diakui menjadi anggota jemaat lagi.
Jika negara berfungsi dengan baik dalam menegakkan hukum, maka masyarakat di negara tersebut akan aman. Gereja tentu tidak mudah untuk memberlakukan hal ini. Apalagi pada saat ini, orang bisa saja tidak ke gereja atau pindah gereja, jika ia ditegor oleh gembala atau anggota jemaat yang lain karena kesalahan yang dilakukannya. Tetapi demi tegaknya gereja sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran, maka hal itu perlu dilakukan. Jika gereja sudah tidak bisa menjadi terang, maka tidak ada lagi yang bisa diandalkan di dunia ini, terutama dalam mendidik orang untuk hidup dengan moral yang tinggi.
Yakobus mengajak kita untuk menyadari bahwa kita sebenarnya hidup hanya sementara di dunia ini. Karena itu maka kita harus mengambil sikap untuk terus tunduk kepada Tuhan. Bahkan dalam membuat rencana dalam hidup kita, kita juga perlu tunduk kepada Tuhan. Ketika kita merencanakan sesuatu, maka di dalam hati kita perlu bersuara “jika Tuhan menghendaki.” Jika sikap kita kepada Tuhan selalu positif sepanjang waktu, maka kita akan tahu bahwa kita akan menghasilkan perbuatan yang baik. Jika kita tahu bahwa seluruh waktu kita adalah ibadah kepada Tuhan, tidak dibatasi pada hari Minggu saja atau hari persekutuan-persekutuan saja, maka hidup kita akan tertata dengan sangat baik.
Views: 25