Bahaya Kekayaan (Jelajah PB 966)

Yakobus 5:1-6

Di pasal ini, Yakobus berbicara tentang orang kaya. Jika ayat ini tidak dipahami dengan baik, sepertinya ayat ini menekan orang kaya. Memang di dunia ini, sebagian besar orang kaya akan menyandarkan atau mendasarkan hidupnya dengan kekayaan tersebut. Orang kaya biasanya akan sombong, meskipun memang ada orang kaya yang rendah hati dan murah hati. Jika kita kaya karena melakukan usaha yang jujur dan sesuai dengan firman Tuhan, maka kita akan cenderung rendah hati dan murah hati. Apalagi jika kita kaya, tetapi tetap hidup sederhana, serta menggunakan kekayaan itu untuk melayani Tuhan, maka kita akan menjadi orang yang disayang oleh Tuhan. Hal itu bisa membuktikan bahwa kekayaan itu karena berkat Tuhan. Tuhan ingin memakai kita untuk menjadi pembiaya bagi pelayanan Tuhan di dunia ini.

Di kitab Injil juga dikisahkan bahwa ada perempuan-perempuan kaya yang mengiring serta melayani Yesus dengan kekayaan mereka. Sekalipun Yesus bisa mendapatkan kekayaan dari apapun juga, termasuk dari mulut ikan, tetapi orang-orang yang mendukung pelayanan-Nya telah menyukakan hati-Nya. Hal itu membuktikan bahwa kita memang benar-benar mengasihi Tuhan. Memang seolah-olah Alkitab seringkali menyinggung orang-orang kaya, karena kebanyakan dari mereka bahkan mendengar Injil saja tidak mau. Orang-orang yang seperti ini, akan sangat sulit untuk bertobat dan diselamatkan. Uang atau harta adalah segala-galanya bagi mereka.

Semua harta dan kekayaan yang terlalu banyak tidak akan berguna. Yakobus menggambarkan bahwa kekayaan itu sudah membusuk dan pakaian dimakan ngengat. Bahkan emas-emas pun digambarkan bisa sampai berkarat. Karat itu yang akan menjadi kesaksian bagi yang memilikinya, karena lebih memilih untuk mencari harta kekayaan duniawi daripada harta kekayaan rohani. Sama seperti pada masa Yakobus, di saat ini juga demikian. Ketika kita memihak kepada kebenaran, maka akan banyak hal yang akan menghimpit kita. Bahkan sepertinya tidak ada waktu lagi untuk mengumpulkan harta kekayaan, karena kesempatan-kesempatan seperti itu semakin sempit.

Banyak orang yang tidak cinta kebenaran, ingin sekali menguasai dan menginjak-injak orang yang ada dalam kebenaran. Mereka tidak segan-segan menggunakan kekayaan atau kekuatan mereka. Bahkan mereka seringkali menggunakan kekuasaan pemerintah. Jika kita diberi kesempatan untuk memiliki kekayaan, bahkan memiliki bawahan atau karyawan, hendaklah kita menggunakan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya. Kita bisa menjadi kesaksian yang baik bagi orang lain. Bagi orang yang sudah kaya, hal itu mungkin sangat sulit untuk dilakukan.

Karena itu, di bagian selanjutnya, Yakobus memperlihatkan bahwa memang banyak orang kaya yang tidak takut akan Tuhan. Mereka seringkali menahan upah yang seharusnya diberikan kepada pegawai mereka. Bahkan keluhan-keluhan dari pegawai tersebut telah sampai kepada Tuhan. Orang kaya senang sekali untuk hidup dengan berfoya-foya. Mereka telah memuaskan hati mereka di dunia ini. Orang kaya cenderung berbuat seenaknya, bahkan menghukum atau membunuh orang yang benar. Orang-orang yang tidak memiliki kekayaan tidak bisa melawannya. Dari nasihat Yakobus ini, kita seharusnya semakin mengerti supaya kita mencari kekayaan yang berasal dari berkat Tuhan, bukan dari hasil tipu muslihat. Dengan demikian, kita memiliki alasan untuk mengucap syukur, karena kekayaan yang ada pada kita berasal dari Tuhan.

Views: 28

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top