Keseriusan Janji Tuhan (Jelajah PB 924)

Ibrani 6:11-20

Setiap orang Kristen memiliki tanggungjawab untuk pertumbuhan iman masing-masing. Berbahagialah orang-orang yang bisa bertumbuh bersama di dalam gereja, sehingga ada kesempatan untuk mendalami firman Tuhan dan kuat di dalam iman. Iman itu harus tepat kuat dan teguh sampai pada akhirnya. Jangan sampai kita memiliki hati yang lamban, sehingga susah untuk mengerti kebenaran. Apalagi jika sudah ada konsep di dalam pikiran kita sebelum kita bertobat, hal seperti itu sangat sulit untuk dihapuskan. Jika tidak bisa dihapuskan, maka akan sulit untuk memahami kebenaran, karena sudah ada arahan hati yang mendarah daging.

Ketika Tuhan memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri. Penulis surat Ibrani ingin mengajak kita untuk melihat bahwa janji Tuhan itu patut kita pegang dan percayai. Janji Tuhan itu ya dan amin. Dalam berjanji, Tuhan sampai bersumpah demi diri-Nya sendiri, untuk meyakinkan Abraham dan kita semua, bahwa janji-Nya pasti ditepati. Karena itu, kita tidak perlu meragukan janji Tuhan. Seseorang bisa murtad karena biasanya meragukan firman dan janji Tuhan. Tetapi jika seseorang tetap berpegang teguh pada janji Tuhan, ia tetap memegang kebenaran firman Tuhan, maka orang tersebut akan memiliki iman yang makin bertumbuh. Tuhan bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang lain yang lebih tinggi dari pada-Nya.

Tuhan berjanji kepada Abraham bahwa ia akan diberkati berlimpah-limpah dan membuat keturunannya akan sangat banyak. Abraham menantikan janji itu dengan sabar, sehingga ia memperoleh semua janji Tuhan itu. Abraham menjadi teladan bagi kita, bahwa Abraham telah memegang teguh janji Tuhan, dia menanti dengan sangat sabar, sehingga Tuhan menepati semua janji-Nya kepada Abraham. Pada waktu itu Abraham bahkan belum melihat janji Tuhan tergenapi di masa Abraham. Abraham belum bisa melihat keturunannya yang sangat banyak. Abraham pada waktu itu hanya bisa melihat Ishak sebagai anak perjanjian Tuhan. Tetapi Abraham tetap memegang janji Tuhan itu.

Kita pun seharusnya demikian, mengikuti contoh Abraham. Kita tidak boleh meragukan janji Tuhan terutama janji tentang keselamatan. Janji ini merupakan janji yang sangat penting melebihi apapun juga, yaitu janji keselamatan kekal. Jika kita pegang janji ini, maka kita tidak akan murtad. Keselamatan itu belum terlihat nyata, tetapi kita seharusnya tetap memegang janji keselamatan kekal yang telah diberikan kepada kita, pada saat kita bertobat dan percaya kepada-Nya. Jika Tuhan sampai bersumpah, maka janji-Nya itu sangat serius.

Kita yang mencari perlindungan, akan mendapatkan perlindungan itu. Pengharapan yang diberikan oleh Tuhan dalam janji-Nya itu menjadi pegangan yang kuat dan aman bagi jiwa kita. Pengharapan itu diibaratkan sebagai sauh atau jangkar kapal, yang membuat kapal tersebut tetap ditempatnya dan tidak terombang-ambing. Bahkan sauh itu telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, yaitu ke ruang maha kudus. Jika kapal itu ditarik, akan sampai ke sana. Yesus Kristus sudah masuk sebagai perintis ke ruang maha kudus. Yesus Kristus adalah perintis, yang sulung, pendahulu kita, sebagai Imam Besar untuk selama-lamanya yang membuat kita bisa masuk ke perhentian kekal bersama Bapa di surga.

Views: 20

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top