Beriman Teguh (Jelajah PB 916)

Ibrani 4:8-13

Penulis kitab Ibrani ingin menjelaskan bahwa perhentian yang dimaksudkan bukan perhentian di tanah Kanaan, tetapi perhentian kekal, bersama Bapa di surga. Setelah peristiwa masuknya bangsa Israel ke tanah Kanaan yang dipimpin oleh Yosua itu, Tuhan masih berkata-kata tentang hari perhentian kekal. Saat ini kita masih belum masuk di hari perhentian, kita masih mengembara di dunia ini, masih hidup dengan penuh perjuangan dan penderitaan. Setiap hari masih harus bekerja dengan rajin serta mengusahakan segala sesuatu supaya kita tetap hidup. Kita juga masih mendapatkan kesempatan untuk memberitakan Injil Yesus Kristus dengan giat. Sebagai orang Kristen, kita bekerja sungguh-sungguh bukan untuk kepuasan diri sendiri, tetapi juga untuk mendukung pelayanan pekabaran Injil, supaya semakin banyak orang percaya kepada Yesus Kristus dan mendapatkan kesempatan untuk masuk perhentian kekal bersama Bapa di surga.

Orang yang sudah masuk ke dalam perhentian Tuhan, ia akan berhenti dari semua pekerjaan, sama seperti Tuhan berhenti dari pekerjaan-Nya. Saat ini kita masih perlu bekerja dengan sungguh-sungguh, karena memang belum masuk perhentian kekal. Di dalam Wahyu 14:13 dikatakan, “Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” “Sungguh,” kata Roh, “supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.” Orang yang mati di dalam Tuhan beristirahat dari jerih lelah mereka, yang mereka kerjakan ketika masih hidup di dunia ini.

Kita diajak untuk tetap beriman, supaya pada waktunya kita bisa masuk dalam perhentian itu. Jangan sampai kita sesat dan murtad. Ada keseriusan di dalam hati kita. Jangan sampai kita jatuh karena telah mengikuti contoh ketidaktaatan. Penulis kitab Ibrani telah menggambarkan kisah-kisah di dalam Perjanjian Lama, sebagai contoh bahwa mereka tidak taat sehingga tidak bisa masuk ke dalam perhentian di tanah Kanaan. Surat Ibrani ini memang ditujukan kepada orang-orang Yahudi yang sudah percaya kepada Yesus Kristus, supaya mereka berhati-hati. Jangan sampai iman mereka dikacaukan dengan ajaran-ajaran yang mencampurkan antara kekristenan dengan Yudaisme. Jangan sampai mereka tidak memahami bahwa Perjanjian Lama berisi pengajaran simbolik untuk bisa memahami hakikatnya.

Saat ini, setelah Yohanes Pembaptis muncul, kita masuk ke dalam ibadah hakikat. Kita harus mengerti perbedaan antara ibadah simbolik dan ibadah hakikat. Jangan sampai semuanya itu dicampuradukkan atau dikacaukan lagi. Karena itulah surat ini penuh dengan peringatan supaya berhati-hati dan waspada. Jangan sampai sesat dan iman menjadi berubah. Jika bangsa Israel tidak bisa masuk di dalam perhentian simbolik, jangan sampai kita juga ikut tidak masuk dalam perhentian yang sesungguhnya.

Firman Tuhan itu hidup dan kuat, lebih tajam dari pedang bermata dua manapun. Ia menusuk sampai dalam, memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum, sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Firman Tuhan bisa membukakan hikmat, sehingga kita bisa membedakan hal yang benar dan yang salah. Hanya firman Tuhan yang bisa memisahkan jiwa dan roh, yang seringkali sulit untuk kita bedakan. Tidak ada makhluk apapun yang tersembunyi di hadapan Tuhan. Segala sesuatu terbuka di depan Tuhan. Karena itu kita harus memberikan segala pertanggungjawaban kepada Tuhan.

Views: 35

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top