Jangan Mengeraskan Hati (Jelajah PB 915)

Ibrani 4:4-7

Tuhan berhenti pada hari ketujuh, setelah Ia menciptakan bumi dan segala isinya. Hal itu sudah terjadi pada saat penciptaan, awal mula dunia ini ada. Tetapi setelah itu, hari perhentian yang dimaksudkan adalah hari perhentian untuk selama-lamanya. Yang ditekankan dalam surat Ibrani ini adalah perhentian kekal, digambarkan bahwa bangsa Israel pada waktu itu tidak masuk ke dalam perhentian Tuhan, setelah mereka keluar dari tanah Mesir. Bangsa Israel sudah memelihara perhentian hari ketujuh, tetapi tidak mengetahui makna yang sesungguhnya. Kita sebagai orang percaya harus memiliki iman yang berpengertian, bukan iman yang tidak tahu apa-apa tetapi membabi buta.

Saat ini, ketika berita Injil disampaikan, ada yang bisa masuk dalam perhentian kekal. Tetapi ada juga, lebih banyak yang tidak masuk karena ketidaktaatan mereka. Mereka tidak taat karena memang sebenarnya tidak percaya dengan janji Tuhan akan perhentian kekal tersebut. Hawa tidak percaya dengan perkataan Tuhan, bahwa memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat itu akan mematikan. Hawa lebih percaya kepada perkataan Iblis bahwa makan buah itu tidak akan mendapatkan bahaya apa-apa, justru akan mendapatkan pengetahuan seperti Tuhan. Orang yang tidak percaya, tidak akan bisa taat. Karena itu, kita yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, mari melakukan ketaatan.

Tuhan sudah menetapkan suatu hari, yaitu “hari ini” ketika Injil diberitakan dengan berbagai macam cara dan tersebar luas. Hal itu seperti yang telah dikatakan oleh Tuhan kepada Daud, “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!” Jangan sampai ada orang yang mengeraskan hati, ketika berita Injil itu terdengar. Rahasia untuk menjadi orang Kristen yang baik dan penuh pengertian adalah tidak mengeraskan hati ketika mendengar firman Tuhan. Jangan sampai ada konsep atau pengertian tertentu yang sudah membekas di pikiran dan hati kita, sehingga pada saat kita mendengar firman Tuhan, firman itu tidak memiliki dampak apa-apa. Kita berasal dari berbagai latar belakang budaya dan kebiasaan. Biasanya kebiasaan yang sudah mendarah daging itulah yang membuat kita sulit mencerna firman Tuhan dengan baik. Gereja-gereja juga seringkali memiliki tradisi tertentu yang sudah dilakukan turun temurun, sehingga memiliki potensi untuk sulit berubah jika ada firman Tuhan yang dimaknai berbeda.

Renungan yang kita baca ini juga berusaha untuk menerangi hati kita, supaya semakin mengerti firman Tuhan secara berurutan. Jangan sampai kita terjebak untuk memiliki konsep sendiri kemudian mencari ayat-ayat firman Tuhan yang mendukung konsep kita. Seharusnya kita membaca firman Tuhan terlebih dulu, kemudian menggali isi kebenaran firman Tuhan tersebut, sesuai dengan maksud dari penulis kitab dan sesuai dengan konteks penulisan pada waktu itu. Setelah itu barulah kita melihat relevansi atau hal-hal yang bisa diterapkan pada zaman sekarang ini.

Ajaran-ajaran sesat muncul ketika mereka hanya memperhatikan sebagian ayat tertentu saja, kemudian menyimpulkannya. Padahal pasti ada ayat-ayat lain yang kemungkinan besar bisa menjelaskan maksud dan tujuan dari sebagian ayat tersebut. Penting bagi kita untuk mempelajari Alkitab secara keseluruhan dan sistematis, sehingga kita mendapatkan kesimpulan yang benar dan lebih tepat.

Views: 29

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top