Yanes dan Yambres (Jelajah PB 875)

2 Timotius 3:6-9

Di antara orang-orang yang sudah rusak moralnya, seperti yang disampaikan oleh Paulus sebelumnya, ada yang suka menyelundup ke rumah orang lain. Mereka bertamu ke rumah-rumah tertentu dan menjerat perempuan-perempuan lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu. Dosa nafsu duniawi ini, semakin hari semakin meningkat. Tidak ada lagi yang ditutup-tutupi. Mereka melakukan dosa ini secara lebih terbuka dan tidak lagi tahu malu. Apalagi kondisi perempuan saat ini berbeda dengan zaman dulu. Pada zaman dulu, perempuan lebih banyak di rumah, sehingga tidak mudah untuk bertemu dengan laki-laki di luar rumah. Sekarang ini, banyak perempuan sudah memiliki karir di luar rumah. Mereka bisa bertemu dengan laki-laki lain kapan saja. Hal itu ternyata membuat dosa nafsu jahat ini semakin meningkat tajam.

Di akhir zaman ini, para perempuan Kristen harus menjadi contoh yang baik. Perempuan Kristen harus berhati-hati dan bijaksana. Mereka harus memahami posisinya, karena bahaya seringkali mengancam. Perempuan yang dikuasai oleh nafsu tidak bisa diajar. Sebenarnya mereka bisa saja sangat suka dengan pengajaran firman Tuhan, tetapi ternyata tidak mudah untuk mengenal kebenaran itu dan melakukannya. Orang bisa mengenal kebenaran jika sikap hatinya tertuju kepada Tuhan. Mereka sering mendengarkan firman Tuhan, tetapi firman itu tidak masuk di pikiran dan hatinya. Hal itu terjadi karena memang ada hal lain yang sedang ada di pikiran dan hatinya.

Orang-orang seperti itu disamakan dengan Yanes dan Yambres pada saat mereka menentang Musa. Mereka akhirnya juga menentang kebenaran. Kisah itu tercatat di dalam Keluaran 7 dan 8. Nama Yanes dan Yambres memang tidak ditemukan di dalam Perjanjian Lama. Menurut catatan di luar Alkitab, nama tersebut mengarah pada tukang-tukang sihir di Mesir, yang mencoba untuk mencampuradukkan berbagai macam pengajaran tahyul dan disampaikan dengan indah. Paulus menyebut mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji.

Hal ini tentu berbeda dengan orang Kristen yang sungguh-sungguh, karena iman mereka siap untuk diuji kapan saja. Untuk membuktikan kebenaran iman yang kita yakini, kita perlu menguji iman tersebut. Kita bisa menyaksikan atau memperkatakan semua keyakinan iman kita, supaya bisa diuji oleh orang lain. Jika ternyata yang kita yakini adalah salah, maka kita bisa dengan jujur mengakuinya serta siap untuk meyakini dan melakukan yang benar. Inilah sikap hati seseorang yang mencari kebenaran dengan tulus hati.

Orang-orang seperti Yanes dan Yambres ini tidak akan maju dalam hal apapun, terutama dalam hal kerohanian. Apa yang mereka yakini dan lakukan, akan nampak tidak baik di hadapan semua orang. Segala sesuatu yang dikerjakan akan membuat mereka malu, karena dilihat oleh semua orang. Orang-orang ini tidak bisa diuji imannya, karena mereka akan marah. Mereka memaksa orang untuk mengikuti keyakinan mereka, bahkan sampai melakukan kekerasan. Hal ini sangat berbeda dengan apa yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus tidak pernah memaksakan pengajarannya. Ia menawarkan pengajaran dan keselamatan, orang bebas untuk menerima atau menolaknya, tentu dengan konsekuensi masing-masing. Iman bisa terbuka untuk diuji oleh semua orang, sehingga semakin nyata apa yang kita yakini dan percaya.

Views: 38

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top