2 Timotius 4:2-3
Selain kepada orang yang belum percaya, kita juga perlu bersaksi kepada sesama orang Kristen. Orang Kristen memiliki keyakinan dan kepercayaan yang beraneka ragam. Tiap-tiap gereja seringkali memiliki kepercayaan yang berbeda-beda. Karena itu, ketika kita ditanya tentang apa yang kita percayai, maka kita harus bisa memberi pertanggungan jawab atas semua keyakinan kita. Jangan sampai orang lain bertanya kepada kita tentang keyakinan kita, justru kita marah karena kita tidak bisa menjawabnya dengan baik dan benar. Mungkin kita pernah bertemu dengan orang Kristen yang tiba-tiba marah ketika kita bertanya tentang keyakinan dan pengajaran yang telah mereka dapatkan selama ini. Petrus mengingatkan kita supaya kita memberi jawaban dengan hormat, lemah lembut dan dengan hati nurani yang murni, bukan dengan kemarahan.
Selain kita, kita juga harus berani untuk menyatakan apa yang salah. Kita harus sadar bahwa saat ini banyak sekali beredar pengajaran yang bukan dari Tuhan, meskipun mereka juga menggunakan Alkitab yang sama. Karena itu, setiap pengajaran kita memang harus siap untuk diuji. Ujian yang dilakukan adalah dengan argumentasi yang baik dan masuk akal. Tidak ada pengajaran yang berbeda tetapi sama-sama benar. Jika ada pengajaran yang berbeda di dalam kekristenan, maka kita harus mengujinya dengan teliti, karena pada prinsipnya tidak ada kebenaran ganda. Kebenaran itu harus diuji melalui Alkitab dan akal sehat manusia. Jika pengajaran kita dinyatakan salah, seharusnya kita tidak tersinggung. Seharusnya kita meneliti ulang, sampai kita mendapatkan yang paling mendekati kebenaran sesuai dengan Alkitab.
Kita juga diharuskan untuk menegor dan menasihati dengan segala kesabaran dan pengajaran. Ada hal-hal yang perlu disampaikan secara umum, tetapi ada juga yang perlu disampaikan secara pribadi. Untuk menegor dan menasihati, sepertinya lebih bersifat pribadi, sehingga harus dilakukan dengan kesabaran. Jika ada yang bermasalah di dalam gereja, dia adalah anggota jemaat, maka gereja perlu menertibkannya, tentu dengan kesabaran dan pengajaran. Sebagai gereja, kita tidak bisa menertibkan anggota jemaat lain. Menegor pun harus sesuai dengan pengajaran yang ada di dalam Alkitab, tidak berdasarkan atas hal yang lain.
Akan datang waktunya, orang tidak mau lagi menerima ajaran yang sehat. Saat ini sudah tiba waktu tersebut. Ajaran yang sehat dan benar, biasanya banyak ditentang. Ketika kita mendengar ada pengajaran yang berbeda dengan yang kita pelajari dan yakini selama ini, kita tidak perlu marah atau membuat ancaman. Kemarahan dan ancaman tidak akan menyelesaikan persoalan. Kita harus merenungkan dengan baik terhadap hal-hal baru yang disampaikan itu. Kita harus mengujinya dengan Alkitab dan akal sehat, untuk menentukan mana pengajaran yang lebih mendekati kebenaran.
Di dalam Mazmur 4:5 dikatakan, “Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam.” Sebenarnya kita tidak perlu marah. Tetapi seandainya marah sekalipun, jangan sampai berbuat dosa. Demikian juga di dalam Amsal 17:27-28 dikatakan, “Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin. Juga orang bodoh akan disangka bijak kalau ia berdiam diri dan disangka berpengertian kalau ia mengatupkan bibir.” Demikian juga tercatat di dalam Yakobus 1:19-21.
Views: 28