2 Timotius 4:1-2
Pasal ini dikenal sebagai lagu angsa (swan song), pesan terakhir yang disampaikan oleh Paulus sebelum ia meninggal. Lagu angsa berasal dari legenda Yunani Kuno yang mengatakan bahwa seekor angsa akan menyanyikan lagu terakhirnya sebelum mati. Kata ini kemudian sering dipakai dan digunakan untuk menggambarkan penampilan atau karya terakhir seseorang sebelum pensiun atau meninggal. Memang tulisan Paulus di pasal ini cukup tegas dan keras.
Paulus mengatakan di hadapan Tuhan dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Paulus berpesan dengan sungguh-sungguh kepada Timotius demi penyataan dan kerajaan Tuhan. Perkataan itu menunjukkan keseriusan dari Paulus akan pesan yang hendak disampaikannya. Pesan itu adalah, “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakan apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.”
Jika kita melihat bahwa surat Timotius ini juga merupakan nasihat dan perintah bagi kita, maka kita juga seharusnya melakukan hal yang sama, seperti yang dilakukan oleh Timotius. Kita juga perlu menanggapi dengan serius pesan yang disampaikan oleh Paulus ini. Kita harus memberitakan firman. Kita harus siap sedia melaksanakan itu, baik atau tidak baik waktunya. Jika kita memberitakan firman pada waktu yang baik, tentu lebih mudah. Yang sulit adalah ketika kita memberitakan firman pada waktu yang tidak baik. Tetapi inilah yang harus kita lakukan, perintah Tuhan yang telah disampaikan melalui rasul Paulus kepada Timotius dan juga kepada kita.
Jika hal ini disampaikan hanya kepada Timotius saja, cukup disampaikan secara lisan. Tetapi ketika hal ini disampaikan melalui surat dan terkanonisasi di dalam Alkitab, maka perintah ini juga tersampaikan kepada kita dan harus kita lakukan. Di dalam 1 Petrus 3:15-16 dikatakan, Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.”
Rasul Petrus juga mendapatkan ilham yang sama dengan rasul Paulus. Petrus juga ingin kita sebagai orang percaya, siap sedia dalam segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada orang yang meminta pertanggungan jawab dari kita tentang pengharapan kita, tentang apa yang kita yakini dan percayai. Kita seharusnya dapat menjawab mereka dengan baik dan benar.
Jika kita sudah menjadi Kristen selama bertahun-tahun, seharusnya kita sudah mengerti kebenaran yang disampaikan di dalam Alkitab. Jika kita tidak mengerti tentang kebenaran, maka kita tidak akan bisa menyampaikannya kepada orang lain. Orang Kristen perlu belajar firman Tuhan dengan sungguh-sungguh supaya bisa menyampaikan kebenaran kepada banyak orang. Paling tidak, sebagai orang Kristen, kita mampu memberikan jawaban tentang hal-hal yang kita yakini di dalam kebenaran Kristen, kepada orang-orang yang bertanya kepada kita. Jika kita bisa menjawab dengan baik dan benar, maka secara tidak langsung, kita juga sedang memberitakan kebenaran itu kepada orang lain. Kita sedang mempengaruhi orang tersebut, supaya tertarik pada keyakinan dan iman kita.
Views: 187