Pembukaan Surat Timotius (Jelajah PB 834)

1 Timotius 1:1-4

Surat Timotius dan Titus dikenal sebagai surat-surat penggembalaan. Surat ini dikirim kepada orang-orang yang menggembalakan jemaat dengan nasihat-nasihat untuk menggembalakan jemaat. Surat-surat ini berbeda dengan surat-surat lain yang dikirim kepada jemaat biasa. Surat ini ditulis oleh rasul Paulus. Sepertinya memang surat ini di awal tidak masuk kanonisasi, karena ini memang surat khusus untuk gembala jemaat, bukan surat umum. Surat ini ditulis sekitar tahun 63 Masehi dari kota Roma atau pada saat Paulus dalam perjalanan ke Makedonia. Pada waktu itu gereja sudah berkembang cukup baik, dengan struktur kepemimpinan yang mulai tertata. Oleh bapa-bapa gereja seperti Tertulianus dan Polycarpus, dijelaskan bahwa surat ini memang surat rasul Paulus yang ditujukan kepada Timotius, sesuai dengan salam pembuka dari surat ini.

Pada waktu itu Timotius sedang menggembalakan jemaat di Efesus. Paulus pernah mendirikan sekolah teologi di kota tersebut. Kota Efesus menjadi tempat yang sangat strategis untuk melakukan pemberitaan Injil. Timotius ada di kota tersebut menggantikan Paulus, sehingga Paulus mengirimkan surat ini untuk menasihatinya.

Di dalam kata pembuka dari surat ini, Paulus memperkenalkan bahwa dirinya adalah penulis surat ini. Ia juga memperkenalkan bahwa dirinya adalah rasul atau utusan langsung dari Yesus Kristus, bukan rasul atau utusan jemaat tertentu. Apa yang dia ajarkan dan tuliskan bukan atas keinginan sendiri, tetapi menurut perintah Tuhan. Timotius disebut sebagai anak Paulus yang sah di dalam iman.

Ketika Paulus hendak meneruskan perjalanan pelayanannya ke Makedonia, Paulus telah mendesak Timotius untuk menjadi gembala di Efesus. Di Efesus ada orang-orang tertentu yang mengajarkan ajaran lain. Paulus sangat menekankan tentang ajaran (doktrin). Demikian juga Paulus memberi penekanan kepada para gembala untuk mengajarkan ajaran yang benar, karena itu sebagai dasar bagi kehidupan iman Kristen. Gereja bisa benar atau salah berdasarkan doktrin yang diajarkan. Jika doktrin yang diajarkan itu menyimpang, maka gereja itu pun akan menyimpang. Kalau doktrin yang diajarkan benar, maka gereja itu pun akan berjalan dengan benar.

Gereja harus memberikan pengajaran yang benar. Gembala harus memberi pengajaran yang diyakini, untuk disampaikan dalam khotbah dan pengajaran. Dengan demikian jemaat akan mengikuti keyakinan pengajaran yang disampaikan oleh gembala jemaat tersebut. Pengajaran inilah yang penting dan perlu diperhatikan. Jangan sampai di gereja justru sibuk menyampaikan berbagai dongeng. Seringkali gembala jemaat terjebak untuk menceritakan diri dan pengalamannya, yang dibalut dengan kesaksian. Mereka tidak mengajarkan firman Tuhan, tetapi mendasarkan pengajaran pada pengalaman dan kesaksian hidup.

Anehnya, jemaat juga sangat suka jika khotbah berisi tentang cerita pengalaman hidup atau kesaksian. Mereka bosan jika gembala mengajarkan tentang pengajaran di dalam Alkitab. Semua hal yang bukan doktrin atau pengajaran Alkitab hanya menghasilkan persoalan belaka dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Tuhan dalam iman. Orang Kristen harus memiliki tertib hidup yang penuh dengan kesaksian.

Views: 29

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top