1 Tesalonika 3:4-7
Semakin hari orang Kristen akan mengalami banyak kesusahan. Semakin hari kebenaran akan semakin ditolak, termasuk dari kalangan Kristen itu sendiri. Jika ada orang yang mengaku Kristen, tetapi pengajaran yang diterima salah, maka tingkah lakunya juga akan ikut salah. Mereka bahkan tidak segan-segan untuk memakai kekerasan terhadap sesama Kristen. Kekerasan membuktikan bahwa mereka tidak benar-benar berada di dalam Tuhan dan kebenaran. Bagi orang Tesalonika, mereka sudah mengerti karena mereka mengalami kesusahan itu.
Paulus sangat ingin tahu apa yang telah terjadi di Tesalonika. Karena itulah Paulus mengirim Timotius, untuk mengetahui kondisi yang terjadi di Tesalonika. Paulus kuatir jika jemaat Tesalonika telah dicobai oleh si penggoda, sehingga usaha pemberitaan Injil yang telah Paulus lakukan menjadi sia-sia. Orang bisa menyangkal iman karena menghadapi kesusahan. Orang yang menyangkal iman tidak akan diselamatkan.
Setelah Timotius datang kembali kepada Paulus, ternyata Timotius membawa kabar baik tentang iman dan kasih. Jemaat Tesalonika tahan uji, tidak ada yang menyangkali iman mereka. Mereka juga memberi kenangan atau ingatan yang baik akan Paulus dan rekan-rekannya. Jemaat di Tesalonika ingin sekali berjumpa dengan Paulus, demikian juga sebaliknya. Dalam kesusahan dan kesesakan, Paulus terhibur dengan kabar yang dia terima itu. Jemaat Tesalonika ternyata kuat dan tidak mudah untuk mundur. Mereka juga sanggup bertahan di dalam kesusahan. Hal ini bukan hanya menghibur Paulus, tetapi juga menghibur semua orang yang membaca surat ini.
Karena ada jemaat-jemaat seperti di Tesalonika, yang kuat menghadapi kesusahan dan penderitaan, maka Injil bisa tersimpan dan diberitakan sampai di zaman kita pada saat ini. Hari ini kita masih bisa mendengarkan berita Injil, karena pendahulu-pendahulu kita kuat dalam iman. Mereka telah mengalami segala kesusahan, tetapi mereka tetap kuat dalam iman. Inilah yang seharusnya menghiburkan kita. Hari ini, kita menyambut firman kebenaran untuk membagikannya kepada generasi sesudah kita. Karena itu, kita tidak boleh mundur jika ada kesusahan yang menimpa kita. Apalagi kesusahan kita jauh lebih ringan dibandingkan dengan kesusahan yang dialami oleh para rasul dan pejuang iman pada waktu itu.
Kita tidak boleh mundur hanya gara-gara kesusahan jasmani atau materi. Kita harus bangkit dan berjuang lagi. Jangan sampai hal-hal seperti itu mematahkan semangat kita untuk mempertahankan iman. Orang-orang Kristen pada zaman kaisar Nero, mereka sama seperti tikus yang sedang dikejar dan dicari oleh para petani untuk dimusnahkan. Orang-orang Kristen harus menggali tanah, membuat katakombe dan hidup di bawah tanah. Hari ini bisa ditemukan berbagai peninggalan katakombe di bawah kota Roma dan Paris. Karena merekalah, maka Injil hari ini sampai di tangan kita.
Saat ini waktu kita untuk bertugas memberitakan Injil dan menjadi teladan iman bagi generasi berikut. Karena itu, kita harus bertahan pada pengajaran yang benar. Orang-orang yang tidak menjunjung tinggi kebenaran, mereka akan menggunakan kekerasan untuk mempertahankan pengajaran atau pendapatnya. Jika kita mundur, maka generasi setelah kita tidak akan mendapatkan pengajaran tentang kebenaran yang sejati.
Views: 26