1 Tesalonika 4:1-3
Paulus menasihati jemaat yang ada di dalam Yesus Kristus. Demikian juga kita sekali waktu perlu memberi atau mendapat nasihat dari sesama orang percaya. Jika orang tersebut di luar Kristus, tidak ada gunanya juga untuk menasihati, karena biasanya pun mereka tidak mau mendengar nasihat tersebut. Jika kita berada di dalam Yesus Kristus, maka kita harus menerima nasihat firman Tuhan. Jika kita tidak mau menerima nasihat firman Tuhan, maka kita diragukan ada di dalam Yesus Kristus. Siapapun yang berada di dalam Yesus Kristus, ia akan cinta kebenaran dan cinta firman Tuhan. Renungan yang dibuat ini diuraikan dengan apa adanya. Jika ada yang merasa mendapatkan nasihat dari renungan ini, baiklah ia menerimanya dengan penuh ucapan syukur. Dengan demikian ia sedang membuktikan diri sedang berada di dalam Tuhan. Hanya orang yang berada di dalam Tuhan yang mau dan siap menerima nasihat firman Tuhan.
Nasihat Paulus kepada jemaat di Tesalonika adalah supaya mereka hidup berkenan kepada Tuhan. Setelah kita bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus, maka hidup kita selanjutnya seharusnya berusaha terus berkenan kepada Tuhan. Kita perlu mempelajari firman Tuhan dengan baik, supaya tahu segala sesuatu yang diinginkan oleh Tuhan. Kita harus mencari tahu apa yang diinginkan oleh Tuhan. Ternyata ada banyak hal yang sudah dilakukan dan dituruti oleh jemaat di Tesalonika. Paulus memberi nasihat supaya jemaat di Tesalonika melakukan semuanya itu dengan lebih bersungguh-sungguh lagi.
Banyak petunjuk yang diberikan oleh Paulus secara lisan di Tesalonika. Petunjuk yang diberikan oleh rasul adalah petunjuk dari Tuhan. Para rasul mendapatkan petunjuk dari Tuhan, lalu mereka menyampaikan petunjuk itu kepada jemaat. Dengan petunjuk yang diberikan itu, maka Tuhan mau supaya kita hidup berkenan kepada-Nya. Tuhan menginginkan kita hidup kudus. Pada saat kita bertobat dan percaya kepada Yesus, kita terima Roh Kudus. Roh yang kudus masuk ke dalam hati kita. Efesus 1:13 mengatakan, “Di dalam Dia kamu juga – karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu – di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimateraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.” Kita juga menjadi anak-anak Tuhan, yang artinya kita memiliki posisi yang kudus. Posisi kita yang berdosa diambil alih oleh Tuhan Yesus, terpaku di atas kayu salib. Yesus kemudian memberikan posisi-Nya yang kudus kepada kita, yang percaya kepada-Nya.
Yang belum kita dapat adalah karakter yang kudus. Hati dan posisi yang kudus adalah syarat masuk Surga. Kita telah mendapatkannya ketika bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Karakter kudus diperlukan untuk hidup berkenan kepada Tuhan di muka bumi ini, untuk bersaksi bagi-Nya di depan orang lain.
Di dalam 2 Korintus 7:1 dikatakan, “Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.” Sudah ada kekudusan, yaitu kekudusan hati dan posisi. Sekarang, ketika kita membentuk karakter yang kudus setiap hari, maka kita menyempurnakan kekudusan kita. Dengan demikian kita hidup di dunia ini untuk berkenan kepada Tuhan.
Views: 36