Meneladani Jemaat di Efesus (Jelajah PB 742)

Efesus 1:15-17

Kepercayaan seseorang kepada Yesus Kristus bisa berubah setiap saat. Di dunia ini banyak sekali pengaruh-pengaruh buruk yang membuat kita tidak setia kepada Yesus. Karena itu, kita perlu hati-hati. Kita seharusnya tetap kuat dan teguh di dalam iman percaya kita kepada Tuhan. Iman itu yang perlu dipertahankan sampai kesudahannya. Kita mungkin pernah membaca sejarah bahwa orang-orang Kristen zaman dulu perlu mempertahankan iman mereka, bahkan dengan taruhan nyawa. Mereka tidak mau disesatkan dan diombang-ambingkan dengan berbagai macam pengajaran, bahkan termasuk pengajaran yang dipaksakan. Karena itulah kita tidak boleh lengah, supaya kita tetap ada di dalam Yesus Kristus sampai kesudahannya.

Keselamatan sendiri tidak bisa hilang, karena itu berlaku kekal karena Yesus Kristus telah memberikannya dnegan harga yang sangat mahal. Tetapi orang-orang yang merespon dan menerima keselamatan itu bisa berubah pikiran. Ketika mereka berubah pikiran dan akhirnya keluar dari Kristus, maka mereka tidak lagi mendapatkan bagian dalam keselamatan itu. Keselamatannya tidak hilang, tetapi orang yang keluar dari Kristus tidak akan memperoleh keselamatan itu.

Ketika Paulus mendengar tentang iman yang dimiliki oleh jemaat Efesus di dalam Tuhan Yesus, termasuk kesaksian yang menyatakan tentang kasih jemaat di Efesus kepada semua orang kudus, maka Paulus mengucap syukur tentang semuanya itu. Ini adalah kabar yang baik yang didengar oleh Paulus terhadap jemaat di Efesus. Kita bisa meneladani jemaat di Efesus, yang telah menjadi jemaat yang bisa memberkati jemaat yang lain. Mereka juga memiliki iman yang kuat di dalam Yesus. Mereka menjadi kesaksian yang baik bagi jemaat yang lain. Jemaat seperti ini pasti memiliki pengajaran yang benar dan baik, sehingga mereka tetap setia dan kuat imannya. Mereka memiliki motivasi pelayanan yang baik serta memiliki kehidupan moral yang tinggi.

Di dalam gereja dan berjemaat, kita perlu memiliki dasar yang benar. Dasar yang benar adalah firman Tuhan yang dipahami dengan pengertian yang baik, yang memiliki kekuatan yang tidak tergoyahkan. Jika pengajaran di dalam satu jemaat itu baik dan kuat, maka akan memengaruhi kekuatan iman jemaat tersebut. Di dalam jemaat juga diperlukan motivasi pelayanan yang benar. Jika motivasinya untuk kepentingan diri sendiri, maka jemaat tersebut tidak akan bertumbuh dengan baik. Pelayanan yang dilakukan akan timpang, sehingga terjadi kekacauan di sana sini. Selanjutnya, di dalam jemaat juga diperlukan moralitas yang tinggi. Moralitas yang tinggi membuat jemaat menjadi sopan dan sabar, serta menjadi kesaksian yang baik bagi orang lain. Moralitas yang tinggi akan membuat orang tersebut sulit untuk jatuh ke dalam dosa. Jika di dalam jemaat memiliki ketiga hal ini, yaitu: dasar pengajaran yang benar, motivasi pelayanan yang murni serta moralitas jemaatnya tinggi, maka jemaat itu akan menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran bagi banyak orang.

Jemaat di Efesus telah melakukan itu semua, sehingga Paulus tidak berhenti untuk mengucap syukur. Paulus selalu mengingat jemaat Efesus di dalam doa. Bahkan Paulus berdoa supaya jemaat di Efesus diperlengkapi dengan Roh hikmat dan wahyu, supaya mereka semakin mengenal Tuhan Yesus dengan benar. Karena pada waktu itu pewahyuan belum selesai, maka Roh wahyu ini masih diperlukan, supaya mereka bisa mendapatkan ilham dari Roh Kudus. Tetapi hari ini, wahyu itu sudah tidak diperlukan lagi. Wahyu Tuhan sudah lengkap dan tertulis di dalam Alkitab. Kita tinggal mempelajari Alkitab dengan baik, untuk bisa semakin mengenal Tuhan Yesus dengan benar.

Views: 2

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top